[Fanfiction] It’s Started From A Bus (Part 1)

Asik. Asik. Asik.

Jangan kaget ya kalo gue nulis Fanfiction 😮

Cekidot deh….

======================================================

Title : It’s Started From A Bus

Genre : Romance Comedy

Rating : PG-15

Lenght : Doubleshoot

Author : Kim Eun Mi a.k.a Muthisuju *itu gue!! Itu gue!!* #disiram bensin

Main Cast : – Kim Eun Mi
– Cho Kyu Hyun

Support Cast : – Lee Dong Hae

Soundtrack (?) : Our Love by Super Junior

Sepatah, dua patah, tiga patah, empat patah, dan beberapa patah kata dari author….
#author disiram bensin

Sebelumnya gue mau ngucapin Alhamdulillahirrabil’alamin…Thank’s to Allah SWT yang telah mengijabah doa gue selama ini. Yang telah mempertemukan gue dengan para member Super Junior, dalam sebuah konser yang Super megah, panggung yang Super wah dan pertunjukan yang Super fantastis. Thank’s God. Akhirnya mimpi gue jadi kenyataan 😀

Fanfict kali ini terinspirasi oleh Super Junior Super Show 4 di Jakarta, yang baru saja gue tonton 😀 *pamer* #dihajar Rasanya seperti mimpi, bisa menyaksikan uri Superman secara LIVE. Dan Fanfict ini gue dedikasikan buat Super Junior yang telah memberikan semangat yang baru bagi gue. Yang telah memotivasi gue untuk terus bermimpi. Yang telah mempertemukan gue dengan ribuan ELF dari seluruh dunia. Yang telah memberikan gue sebuah keluarga baru, yang bernama Everlasting Friends. Dan karena Super Junior lah, gue terus berusaha agar suatu saat nanti gue bisa menginjakkan kaki di Korea. Thank’s Super Junior. Fanfict ini gue persembahkan (?) buat Super Junior dan keluarga baru gue, Everlasting Friends….
#author kebanyakan bacot

Yaudah, silakan aja baca seikhlasnya FF berikut ini……

 Gaseumeuro neukkyuhboseyo
Nan uhlmamankeum geudaeane inneunji
Geu ipsullo marhaeboseyo
Oraejuhnbutuh nareul saranghaewaddago
Marieyo..

Tak seperti biasanya, pagi ini cuaca Kota Seoul cukup mendung. Tak banyak pejalan kaki yang berlalu lalang di jalanan utama kota ini. Hanya ada beberapa wanita tua yang berjalan dengan sangat lambat dan menenteng sebuah payung berukuran besar, mungkin wanita tua itu takut kehujanan kalau saja ia tak membawa payung sebesar itu.

“Aish! Dosa apa aku sampai ketiduran di kamar eomma’’ rutuk Eun Mi dalam hati. Ia mengacak-acak rambutnya sebagai pertanda bahwa pagi itu ia benar-benar frustasi. Diliriknya jam tangan, ternyata sudah menunjukkan pukul 08.30. Itu berarti ia telah terlambat selama 30 menit!

Eun Mi kembali berdiri, berharap dalam waktu dekat ada sebuah Bus yang akan membawanya ke sekolah. Eun Mi mengedarkan pandangannya. Mencari-cari sebuah kotak berukuran besar dan berwarna hijau, tapi nihil. Bus yang ia tunggu-tunggu tak kunjung datang.

“Hhhhhh” Eun Mi menghela napas dalam. Ia terus merutuki dirinya yang telah teledor hingga tertidur dikamar eomma. Ia memaki-maki dirinya sendiri hingga tanpa sadar sebuah taksi melaju dengan sangat pelan dihadapannya. Tanpa ba bi bu lagi, Eun Mi langsung berlari ke arah taksi itu dan membuka pintunya. Tapi, apa ini??

“Ya!! Neo nugu ya?? Apa-apaan ini??” Teriak seorang pemuda dari dalam taksi.

Eun Mi yang masih tersengal-sengal semakin kaget saat mendapati seorang pemuda telah duduk manis di dalam taksi. Pemuda itu berpakaian yang sama dengan Eun Mi, mengenakan kemeja putih, setelan jas hitam dan celana panjang berwarna senada. Itu tandanya mereka berasal dari sekolah yang sama. Tidak ada salahnya untuk pergi sekolah bersama-sama, bukan? Tanpa berpikir panjang, Eun Mi langsung melesat masuk ke dalam taksi dan menyebutkan tujuannya pada sang sopir.

“Ya!! Michyeosseo?? Siapa kau?? Berani-beraninya kau merebut taksi ku??” Bentak pemuda berkulit putih itu. Matanya menyipit dan tampak sedikit kerutan dibagian dahinya. Pemuda itu geram. Benar-benar geram atas perlakuan Eun Mi. Ia menatap Eun Mi tajam, tapi sayangnya gadis yang ia tatap tak menghiraukannya.

‘’Kau mau ke Anyang High School, kan?” Tanya Eun Mi dengan ekspresi sesantai mungkin.

“Ooo” Jawab pemuda itu pelan, tampaknya ia sudah bisa mengontrol emosi.

“Baguslah. Tujuan kita sama, jadi tidak ada salahnya kalau aku juga menumpang taksi ini” Eun Mi menyengir sebisanya.

“Ada alasan apa kalau aku harus berbagi tempat denganmu?”

“Ya! Tujuan kita sama! Kau tidak sadar kalau kita sudah terlambat selama 30 menit, ha?” Bentak Eun Mi, tak kalah frustasi.

“Itu urusanmu. Cepat keluar. Ini taksi ku!” Pemuda itu medorong Eun Mi hingga gadis itu bergeser beberapa senti dari tempat duduknya.

“Shiro! Kenapa kau pelit sekali?! Aku mau ke Anyang High School, dan kau juga. Jadi apa salahnya kalau kita berangkat sama-sama?” Eun Mi berusaha mempertahankan posisinya. Ia memegangi jok bagian depan dan berharap kalau posisinya tidak akan bergeser dengan melakukan ritual tersebut.

“Ehem! Ya! Anak muda! Kalau ingin bermain-main, cepat keluar dari taksi ini! Aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni anak kecil seperti kalian!” Sang sopir taksi akhirnya angkat bicara.         Eun Mi dan pemuda itu hanya bisa saling menatap. Mencoba untuk saling menyalahkan.

“Tapi ahjussi—-” Eun Mi tak sempat melanjutkan ucapannya saat sang sopir telah menatapnya dengan tatapan membunuh. Sementara pemuda itu hanya bisa terdiam dan duduk dengan manis, persis di sebelah Eun Mi. Tidak melakukan apapun. Hanya diam, melihat Eun Mi yang kehabisan akal karena dibentak si sopir taksi.

“Cepat keluar! Atau akan kupanggilkan polisi!” Sang sopir taksi mengambil ancang-ancang, membuat Eun Mi dan pemuda itu bergidik ngeri.

“Ya! Kalian tidak dengar, ha?”

“A-Arasseo ahjussi” Pemuda itu menarik tas Eun Mi, memaksa gadis itu untuk keluar sebelum sang sopir taksi benar-benar murka.

Saat kaki mereka benar-benar telah berada di luar taksi, sang sopir langsung menginjak gas dan melaju dengan sangat kencang, meninggalkan Eun Mi dan pemuda menyebalkan itu. Tak ada yang bisa Eun Mi lakukan selain merutuki dirinya, lagi dan lagi. Sementara pemuda itu terus menatap Eun Mi dengan tatapan mematikan. Seakan-akan dengan tatapan itu ia bisa membunuh Eun Mi seketika. Matanya berkedut, tangannya mengepal dan giginya mengeluarkan bunyi gemertak. Wajahnya memerah dan otot-otot tangannya pun menyembul keluar.

“Ya!! Kau ini sebenarnya siapa, ha?? Apa mau mu?? Kenapa kau merusak hari ku??” Pemuda itu berusaha untuk mengontrol emosinya yang telah memuncak. Ia mengambil napas dalam. Sangat dalam hingga ia pun terduduk di trotoar.

“Aku tak bermaksud merusak hari mu. Aku hanya ingin pergi ke sekolah. Itu saja” Jawab Eun Mi santai.

“Cih. Kau benar-benar gadis yang aneh” Pemuda itu menyunggingkan senyum evil nya. Lebih tepatnya senyum yang merendahkan.

“Mwo?? Apa katamu?? Aneh?? Siapa yang kau bilang aneh?? Aku?? Omo!! Coba lihat tampangmu!! Bagaimana bisa seorang murid SMA mempunyai tampang tua sepertimu! Berarti kau yang aneh! Bukan Aku!!” Eun Mi megoceh tanpa henti, merasa tak terima atas pernyataan dari pemuda itu.

“Ne? Aku? Tua? Cih. Coba kau perhatikan wajahku baik-baik. Aku ini tampan. Diidolakan oleh para gadis. Dan kalau memang kau gadis yang normal, seharusnya kau juga mengidolakan aku” Pemuda itu membanggakan diri. Ia merapikan jas dan dasinya, lalu bergerak perlahan kearah Eun Mi.

“Aigoo. Ya! Dengar baik-baik. Aku ini sangat-sangat normal. Dan aku tidak akan mengidolakanmu. Sampai kapanpun! Kau ingat itu! Diluar sana masih banyak pemuda yang lebih tampan. Jadi jangan—–‘’ Lagi-lagi Eun Mi tak sempat untuk menyelesaikan ucapannya, saat pemuda itu telah berlalu dan memasuki bus berwarna hijau. Dengan kesadaran yang masih setengah-setengah, Eun Mi pun ikut berlari kecil memasuki bus tersebut dan mencari-cari bangku yang masih kosong.

Ternyata pemuda itu telah duduk manis dipojok bagian belakang. Ia duduk sendiri, dan matanya terus menatap ke jalanan kota Seoul. Sementara Eun Mi lebih memilih untuk duduk dibangku nomor dua dari belakang, karena hanya bangku itu yang tersisa.

Eun Mi masih merasa kesal atas kejadian yang baru menimpanya. Ia ketiduran hingga terlambat pergi ke sekolah, dan sekarang?? Ia harus menaiki bus dengan seorang pemuda paling menyebalkan yang pernah ia temui!

Dengan perlahan, Eun Mi mulai memutar kepalanya. Mencoba mengamati situasi dibagian belakang. Pemuda itu masih saja menatap ke luar jendela, seakan tak mempedulikan Eun Mi yang terus memperhatikannya. Pemuda itu tampak lebih tenang. Garis wajahnya terlukis dengan sangat jelas di kaca jendela, menimbulkan perasaan tersendiri bagi Eun Mi.

“Aish! Apa yang aku lakukan” Desis Eun Mi. Ia menggeleng-gelengkan kepala dan mengacak-acak rambutnya. Berharap pikiran yang baru saja terlintas bisa hilang dengan segera.

Selang beberapa menit, Eun Mi kembali menghadap ke belakang. Matanya kembali mencari-cari keberadaan pemuda itu. Benar saja, pemuda itu masih tetap pada posisinya semula, dengan mata yang terus menatap ke luar jendela. Eun Mi semakin penasaran, dan berusaha menerka-nerka hal apa yang sedang dipikirkan oleh pemuda itu. Tanpa sadar, mata Eun Mi bertumbukan dengan sesuatu. Sesuatu yang berbentuk persegi panjang berukuran kecil dan berwarna hitam. Diatasnya telah terpampang dengan sangat jelas tiga buah huruf hangul.

Cho. Kyu. Hyun.

“Omo! Jadi nama pemuda itu adalah Cho Kyu Hyun??!” Pekik Eun Mi dalam hati. Ia membetulkan posisi duduknya dan kembali menghadap ke depan. Dengan pikiran yang masih mengawang-awang, Eun Mi berusaha untuk fokus.

“Ani. Ani. Ani. Dia bukan Cho Kyu Hyun. Tidak. Tidak. Kalaupun memang benar dia adalah Cho Kyu Hyun, yang pasti bukan Cho Kyu Hyun dari Super Junior. Ya, dia pasti bukan membernya Super Junior! Bukan. Bukan. Aku yakin dia bukan Kyu Hyun Super Junior. Pasti bukan!” Eun Mi meracau tanpa henti.

Ia kembali menatap ke belakang, sekadar memastikan bahwa pemuda itu bukanlah Cho Kyu Hyun dari Super Junior. Tapi naas, pemuda yang bernama Cho Kyu Hyun itu telah terlebih dahulu menatap Eun Mi dengan tatapan penuh selidik. Matanya menyipit dan dahinya sedikit berkerut. Kedua tangannya terlipat di dada.

“Kau sedang melihat apa, gadis aneh?!” Kira-kira begitulah makna dari tatapan Kyu Hyun terhadap Eun Mi.

Merasa keberadaannya sedang terancam, Eun Mi memilih untuk duduk seperti semula. Ia kembali menatap kedepan, namun pikirannya masih tertinggal di belakang.

“Apa benar dia adalah Cho Kyu Hyun dari Super Junior? Aish!! Tapi itu tidak mungkin! Ya! Kim Eun Mi! Seorang Cho Kyu Hyun tidak mungkin membentak seorang wanita! Pemuda di belakang itu lebih menyebalkan dari seekor kutu rambut! Dan Cho Kyu Hyun tidak mungkin melakukan hal yang menyebalkan! Ingat itu Eun Mi ya!” Eun Mi terus mensugesti dirinya sendiri. Ia berusaha untuk mengumpulkan energi-energi positif yang ada dalam dirinya, hingga sesuatu menyenggol-nyenggol kakinya.

“Ya! Gadis aneh! Apa kau akan terus mengoceh tanpa henti, ha? Kau tidak lihat kita ada dimana?” Aish. Ternyata sesuatu yang terus menyenggol kaki Eun Mi tadi adalah sebuah sepatu berukuran lumayan besar. Ya, siapa lagi kalau bukan Cho Kyu Hyun yang menyenggol-nyenggolkan kakinya.

“Aish! Apa dia tidak punya cara lain untuk memanggil seseorang?? Kenapa harus pakai kaki?” Rutuk Eun Mi dalam hati, merasa tak terima atas perlakuan dari Kyu Hyun.

Eun Mi kembali mengedarkan pandangannya. Ia pun tersadar, setelah beberapa kali memicingkan matanya, akhirnya Eun Mi mengetahui bahwa saat ini mereka telah sampai di sekolah. Ya, sebenarnya Kyu Hyun punya tujuan yang baik, ‘menyadarkan Eun Mi, bahwa ia telah sampai di sekolah’. Tapi tidak harus menggunakan kaki, kan???!!

“Aish! Arasseo!! Aku tahu kita telah sampai di sekolah! Tapi kenapa kau harus menggunakan kakimu, ha??” Eun Mi bangkit dari duduknya saat Kyu Hyun berlalu dan turun dari bus. Pemuda itu terus berjalan tanpa menghiraukan ocehan Eun Mi yang tak ada habisnya.

Sesampainya di gerbang sekolah, ternyata mereka telah dihadang oleh seorang satpam berbadan gembul. Wajahnya tampak lebih menyeramkan dibandingkan dengan postur tubuhnya.

“Ya haksaeng! Kalian pikir ini jam berapa, ha? Ayo kesini! Palli!!” Bentak satpam berpostur gembul itu. Ia mengacungkan tongkatnya, membuat Eun Mi dan Kyu Hyun mau tak mau berjalan menghampiri si satpam.

“Kau pikir sekolah ini punya orang tua mu, ha?” Satpam itu kembali mengacungkan tongkatnya, kali ini tepat diwajah Kyu Hyun. Kyu Hyun yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa mengelak dengan emosi yang mulai memuncak.

“Ahjussi..bisakah kau singkirkan tongkat ini?” Kyu Hyun menepis tongkat yang sedari tadi terus berada di depan wajahnya. Eun Mi hanya bisa terkekeh melihat ekspresi Kyu Hyun barusan.

“Omo! Kau berani melawanku? Kau pikir kau siapa? Pemilik sekolah ini? Berani-beraninya kau datang terlambat” Kali ini satpam itu benar-benar murka. Ia memainkan tongkatnya bergantian dihadapan Kyu Hyun dan Eun Mi. Merasa mulai terpojok, Kyu Hyun lebih memilih untuk diam, dan tidak memperpanjang masalah.

“Jeo—Jeo—Jeoseonghamnida Ahjussi. Kami punya alasan yang kuat kenapa kami bisa terlambat” Rengek Eun Mi. Namun sang satpam tak menghiarukannya, ia terus menatap Kyu Hyun dengan tatapan yang mematikan.

“Cih. Semua siswa yang terlambat pasti berbicara dan merengek seperti itu. Aku tahu, itu hanya akal-akalan kalian saja” Satpam itu mulai berjalan dan mengelilingi Eun Mi dan Kyu Hyun. Tiba-tiba ia berhenti dan menatap Kyu Hyun, dalam.

“Ya haksaeng. Sebenarnya aku tidak mau melakukan hal ini. Cuaca di pagi ini tidak mendukung, jadi aku kasihan pada kalian. Tapi karena kalian telah terlambat lebih dari 30 menit, apa boleh buat. Kalian harus menerima resikonya. Cepat pungut sampah-sampah itu!” Bentak si satpam sambil mengacungkan tongkatnya kearah lapangan yang sangat sangat luas. Selain luas, lapangan itu juga dipenuhi oleh sampah-sampah plastik yang berceceran dimana-mana.

“Aish. Mimpi apa aku semalam” Gumam Kyu Hyun, yang terus berjalan menuju lapangan. Dibelakangnya Eun Mi telah mengekor dengan tatapan mata yang tertunduk ke tanah. Menyesali apa yang telah terjadi padanya.

“Hoi haksaeng!” Teriak satpam itu lagi. “Kalian tidak boleh masuk ke dalam kelas sebelum lapangan ini benar-benar bersih dari sampah. Ara?!”

“Ne, arasseo!” Teriak Kyu Hyun, tak kalah frustasinya.

Eun Mi menatap kea rah langit. Merasa bahwa ada sesuatu yang janggal di pagi ini. Ya, langit pagi ini memang tak secerah biasanya. Sepertinya akan turun hujan dalam waktu yang tak lama lagi.

“Hhhh” Eun Mi menghela napas pelan. Tampaknya ia tak akan sanggup membersihkan lapangan seluas ini, ditambah lagi cuaca yang tak mendukung. Apa jadinya kalau hujan benar-benar turun disaat ia tengah asyik memungut sampah?! Eun Mi benar-benar frustasi. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling lapangan, sampai akhirnya, pandangannya bertumbukan dengan sesosok pria yang tengah asyik duduk dengan santai di pinggir lapangan.

“Ya! Apa yang kau lakukan?? Cepat pungut sampah-sampah ini!” Kyu Hyun tengah asyik bermain dengan gadget-nya, sementara Eun Mi tengah frustasi dengan keadaannya pagi itu.

“Naega wae? Kenapa harus aku?” Jawab Kyu Hyun dengan santainya. Ia kembali mengutak-atik gadget-nya itu.

‘’Hhh. Mungkin ini sudah takdirku” Desah Eun Mi pelan. “Padahal semua ini bukan semata-mata kesalahanku” Lanjut Eun Mi, membuat Kyu Hyun mengalihkan pandangannya kearah gadis itu.

“Wae? Apa kau merasa tersinggung, ha?” Sindir Eun Mi.

“Ani”  Jawab Kyu Hyun datar.

“Aigoo. Andai saja aku tidak ketiduran, pasti aku tidak akan terlambat pergi ke sekolah. Atau, kalau seandainya kau mau berbagi taksi denganku, mungkin saja kita tidak akan dihukum seperti ini” Eun Mi terus mengoceh, tangannya mulai memunguti satu per satu sampah yang berceceran di lapangan.

“Jadi, kau ingin menyalahkanku?” Kyu Hyun tampak mulai meradang. Perlahan ia mendekati Eun Mi dengan tatapan sinisnya. Eun Mi yang merasa ditatap seperti itu mulai bergidik, dan menggeser posisinya beberapa senti.

“A-A-Arasseo. Aku akan memungut sampah-sampah ini sendirian. Kau duduk saja dengan manis” Eun Mi menyeringai kecil, berharap hati Kyu Hyun akan luluh dan pria itu mau membantunya. Tapi ternyata tidak! Kyu Hyun malah mengangguk dan berjalan ke posisinya semula. Pria itu benar-benar duduk dengan manis!!

‘’Aish! Pria macam apa dia!” Rutuk Eun Mi dalam hati. Perlahan namun pasti, akhirnya Eun Mi memunguti sampah-sampah itu sendiri, tanpa dibantu oleh Kyu Hyun. Seharusnya ini adalah tugas mereka berdua, tapi entah kenapa makhluk evil yang satu itu lebih memilih untuk duduk manis dan bercengkrama dengan gadget-nya. Aih! Benar-benar menyebalkan!

Tak ada pilihan lain. Eun Mi memang harus memunguti sampah-sampah ini agar ia diperbolehkan untuk masuk ke dalam kelas. Sesekali Eun Mi melirik kearah Kyu Hyun, namun setan kecil itu tetap sibuk dengan mainannya. Tanpa rasa bersalah, Kyu Hyun dengan senang hati bermain game sepuasnya, ia tidak memikirkan perasaan Eun Mi, yang harus menanggung hukuman itu sendirian.

Satu per satu sampah telah Eun Mi kumpulkan. Tapi masih banyak sampah yang tersebar disetiap sudut lapangan. Saat Eun Mi hendak beranjak ke sudut yang lain, tiba-tiba setetes demi setetes air mulai berjatuhan. Ya, hujan. Seperti dugaan Eun Mi sebelumnya, hari ini akan turun hujan! Tak menghiraukan butiran air yang jatuh, Eun Mi terus memunguti sampah yang ada. Ia terus melakukan pekerjaannya sampai butiran-butiran air itu jatuh dalam volume yang jauh lebih banyak.

Seakan tersadar dari gadget-nya, Kyu Hyun melirik Eun Mi yang telah basah kuyup. Gadis itu masih berada di lapangan, memunguti satu per satu sampah yang ada.

“Gadis ini benar-benar aneh. Apa ia tidak sadar kalau sekarang sedang turun hujan?” Gumam Kyu Hyun pelan.

“Ya! Gadis aneh! Kau mau melakukan itu sampai kapan, ha?” Bentak Kyu Hyun. Ia pun berdiri dari duduknya, berharap Eun Mi mau menghentikan kegiatannya.

“Kau tidak lihat sampah-sampah ini masih berceceran? Kita tidak akan diperbolehkan masuk ke dalam kelas kalau lapangan ini belum bersih dari sampah!” Eun Mi berteriak di tengah derasnya hujan. Ia kembali melanjutkan aktifitasnya, memunguti sampah demi sampah.

“Aish! Lama-lama aku bisa gila” Desis Kyu Hyun pelan. Ia pun mulai melangkah kea rah lapangan, menerobos derasnya hujan. Kyu Hyun menarik lengan Eun Mi dengan sedikit kasar, menggiring gadis itu ke pinggir lapangan dan mendudukkan gadis itu di sebuah bangku.

“Ya! Micchyeosseo?” Bentak Kyu Hyun.

“Naega wae?” Jawab Eun Mi penuh keheranan.

“Apa kau gila? Kenapa kau terus berada di lapangan ditengah hujan deras seperti ini, ha??” Kyu Hyun mengacak-acak rambutnya sendiri. Ia benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran gadis yang sekarang berada di hadapannya.

“Ani. Aku tidak gila. Aku hanya menjalankan tugasku. Aku ingin segera masuk ke dalam kelas! Itu saja!” Eun Mi menatap Kyu Hyun dengan tatapan sinis, seolah menyindir Kyu Hyun yang sedari tadi hanya berkutat dengan mainannya.

Eun Mi pun mengalihkan pandangannya kearah lapangan. Di seberang sana tampak beberapa orang siswa tengah berlari, menghidari hujan. Eun Mi terus menatap kearah siswa-siswa tersebut, ia tak lagi mendengarkan Kyu Hyun yang kini tengah sibuk mengoceh tanpa henti.

“Hoi gadis aneh. Apa yang kau lihat? Kau mendengarkan ku tidak?” Kyu Hyun menggoncang-gongcangkan tubuh Eun Mi, tapi gadis itu tetap tak bergeming. Kyu Hyun melambai-lambaikan tangannya di depan mata Eun Mi, lagi-lagi gadis itu hanya diam. Kyu Hyun mulai penasaran. Ia mengikuti arah pandangan Eun Mi, sampai akhirnya pandangan matanya bertemu dengan sesosok pemuda berpostur lumayan tinggi, berwajah putih mulus dengan senyum yang menawan. Ya, pemuda itu adalah Lee Dong Hae. Kyu Hyun mulai mengerti maksud dari pandangan Eun Mi tersebut.

“Aahh. Aku tahu. Kau menyukai Dong Hae hyung, kan?” Kyu Hyun terkekeh melihat tatapan Eun Mi terhadap pemuda itu. Merasa dirinya ditertawakan, Eun Mi mengalihkan pandangannya ke arah Kyu Hyun, menatap setan kecil itu dengan tatapan yang mematikan.

“Ne, kalau iya memangnya kenapa? Kau cemburu?” Jawab Eun Mi tak kalah sinisnya.

“Mwo? Aku? Cemburu? Cih. Yang benar saja!” Kyu Hyun mulai tersulut emosi. Ia tidak terima dengan pernyataan Eun Mi barusan. Ia menatap gadis itu dengan mata yang kian menyipit, berharap gadis itu mulai ketakutan dengan tatapannya.

                       “Hoi haksaeng! Cepat masuk ke dalam kelas! Hukuman kalian telah berakhir. Berterimakasih lah kepada hujan yang telah menyelamatkan kalian” Teriak sang satpam dari balik pagar. Mendengar teriakan itu, Eun Mi terlonjak kaget dan langsung berlari meninggalkan Kyu Hyun yang tengah menatapnya. Ia tak lagi menghiraukan Kyu Hyun. Yang terpenting saat ini, ia bisa segera masuk ke dalam kelas dan bertemu dengan pujaan hatinya, Lee Dong Hae ^^

TO BE CONTINUE……..

===================================================

Fuihhh..akhirnya part 1 kelar juga 😀 Bagi yang baca jangan lupa komentarnya yaa biar author makin semangan buat nulis FF lagi dan lagi \(^0^)/

Oiya, DO NOT PLAGIARISM, okey!!!!