Siklus Estrus

Asik. Asik. Asik.
*jangan pernah protes dengan salam pembuka ini*

Gak kerasa sekarang udah Jumat lagi. Ya. Ya. Ya. Dunia ini emang dinamis. Tapi kayaknya tabungan gw tetep aja belum cukup buat nonton SS4 INA sekaligus beli LG Optimus Black =,=
*gali-gali pasir, siapa tau ada gigi emas yang nyelip*

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu menggosok gigi jika pergi ke kampus, gw selalu inget sama materi kuliah yang satu ini. SIKLUS ESTRUS *dicium sapi*

Dari namanya sih keren. ESTRUS.
Tapi kalian tau gak artinya apaan??

Jangan tanya gw. Jangan tanya gw.
Jangan ambil gambar gw. Jangan ambil gambar gw.
Matiin kamera woii!! Matiin!!! *obsesi artis*

Oke.
Berhubung IP gw semester kemaren belum cukup untuk menjadikan gw sebagai seorang sarjana *yaiyalah woii!! baru satu semester udah mau jadi sarjana???!!!* dengan berbaik hati, gw akan mencoba untuk menjelaskan yang namanya ESTRUS.

Bukan. Bukan.
Estrus itu bukan nama eskrim. Nama deodoran juga bukan >o<!!!

Estrus atau lebih dikenal dengan istilah Birahi adalah suatu keadaan dimana mamalia betina (termasuk manusia) memperlihatkan naluri untuk berkelamin. Atau secara lebih sederhana, si betina ini udah siap untuk kawin cuy 😀 Nah, sedangkan yang dimaksud dengan siklus estrus adalah selang waktu antara periode estrus yang satu ke periode estrus berikutnya.

Ada beberapa ciri-ciri mamalia yang sedang estrus, berikut ciri-cirinya *siapa tau kalian pernah mengalami salah satu diantara ciri-ciri tersebut*

1. Gelisah.

Kalau kalian sering merasa gelisah, cuma ada dua kemungkinan. Yang pertama, bisa aja kalian sedang estrus. Kemungkinan yang kedua, kalian gelisah karena nahan boker 😀 mowahaha *disepak* Just kiding guys 😀

2. Mengalami anoreksia (nafsu makan berkurang)

Oiya, untuk masalah ini gw punya tips kecil-kecilan *saking kecilnya, tips ini cuma segede upil* Jika kalian sedang berada di rumah dan kebetulan nyokap kalian lagi nyiapin makan siang, sebisa mungkin kalian harus memakannya meskipun masakan nyokap kalian gak enak. Tunjukkan bahwa nafsu makan kalian sangat besar pada saat itu. Kenapa?? Kalau kalian gak makan, nyokap kalian pasti mikir kalo nafsu makan kalian berkurang. Itu artinya apa??? Cari tau sendiri. (keywords –> nafsu makan berkurang = estrus)

3. Sering meringkik (biasanya terjadi pada kuda)

Ini nih yang harus diwaspadai oleh kaum wanita. Gw saranin buat para cewek kalo ketawa itu gak usah terlalu over. Jangan sampe kalian saingan sama kuda. Ntar si kuda jantan jadi bingung mau milih yang mana 😮

4. Suka menggosok-gosokkan badan pada pejantan

Ada catatan penting yang harus diperhatikan jika ada betina yang menggosok-gosokkan badannya pada pejantan. Coba perhatikan dengan seksama. Si betina menggosok-gosokkan badannya pake apa?? Kalo si betina menggosok-gosokkan badannya pake pisau, berarti itu termasuk penganiayaan terhadap si pejantan. Please, REMEMBER!!

5. Vulva membengkak, memerah dan berlendir

Untuk yang satu ini, gw gak bisa ngomong apa-apa. Silakan tanya sendiri sama hewannya. Ntar gw kasih alamat rumah sama nomer HaPe si betina ya 😀

6. Bila dinaiki oleh pejantan, si betina akan memberikan respon menerima (diam)

*hal di bawah ini cuma bayangan gw aja*

sapi betina : bang gendong aku bang~ gendong aku ! !
sapi jantan : abang lagi capek dek~ seharian mancing tapi ikannya gak dapet-dapet =,= *sejak kapan sapi doyan makan ikan???*
sapi betina : aaahh~ abang jahat~ abang nakal~~ dedek benci abang >,< *ngubur diri idup-idup*

Yah..kira-kira begitulah penjelasan dari poin nomer 6 tadi 😀

7. Darah keluar dari vulva (biasanya terjadi pada anjing*

Kali ini gw juga gak bisa komentar apa-apa. Kapan-kapan deh gw adain konferensi pers mengenai masalah ini.
Kalo yang tadi itu ciri-ciri estrus, berikut ada beberapa macam estrus :

1. Monoestrus
Yaitu estrus yang hanya datang sekali dalam setahun (contohnya pada serigala)

2. Diestrus
Yaitu estrus yang datang dua kali dalam setahun (contohnya pada kucing dan anjing)

3. Poliestrus
Yaitu estrus yang terjadi lebih dari dua kali dalam setahun (contohnya pada primata, marmut, sapi, kuda dan tikus)

 

Gimana?? Gimana?? Udah ngerti, kan??
Oiya, estrus akan datang pada betina yang sudah dewasa kelamin. Atau analoginya pada manusia yaitu pada saat si betina telah mengalami menstruasi.

Udah paham?? Kalo belum paham, coba tanyakan pada hewan yang bersangkutan 😀
Oiya, satu lagi pesan gw. Jangan deket-deket sama betina yang lagi estrus. Soalnya pada saat estrus, si betina akan sangat sensitif. Kalo yang ngedeketinnya itu si pejantan, doi sih oke-oke aja. Tapi kalo dideketin sama manusia, yang ada lo bakalan disepak sama itu betina ! ! Lagian, kalo lo deket-deket sama betina yang lagi estrus, ntar pas doi hamil, lo mau tanggung jawab???

sapi betina yang lagi estrus : nikahin aku bang~ nikahin aku >,<!!

Lo mau hal itu terjadi?? Kan gak lucu kalo lo musti ke KUA sambil geret-geret calon istri lo 😮 *dikencingin sapi*

Sekian dulu ya. Gw dilirik sama sapi nih. Kayaknya doi lagi estrus =.= *nelen biji salak*

Bubye~~
Chuuu~

Single Pitching or Double Pitching?

Asik. Asik. Asik.
*nari-nari ala uba-uba*

Hari ini adalah hari Rabu. Setahu gw kemaren baru hari Selasa, eh gak taunya sekarang udah hari Rabu. Besok pagi pas gw buka mata, pasti berubah lagi jadi hari Kamis =,= Maunya apa sih berubah-ubah terus??? dibacok*

Well, tadi gw ada praktikum Fisiologi.
Seru sih. Tapi cukup bikin mata gw belekan saking tegangnya =o= Bayangin aja, di detik-detik terakhir, kelompok gw belum bikin anti koagulan ! ! Besok-besok mau praktikum pake apa coba kalo gak ada anti koagulan??? *makan pipet tetes*

Oiya, bagi yang belum tau apa itu anti koagulan, sini, sini biar gw jelasin 😀 *buka catatan*

Ohhhook.
Anti koagulan adalah suatu larutan yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Ada beberapa jenis anti koagulan yang sering digunakan seperti Natrium Citrate 3,8%, EDTA (Ethylin Diamin Tetra Acetat), Heparin,  dan Natrium Chloride. Tentunya masing-masing anti koagulan ini digunakan sesuai takarannya 😀

Biasanya, dalam beberapa praktikum, anti koagulan adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi. Seperti praktikum Fisiologi gw ini. Untuk beberapa minggu kedepan gw akan terus bergantung pada larutan yang bernama anti koagulan. Karena materi praktikum gw selalu berhubungan dengan sampel darah. Makanya dibutuhkan anti koagulan supaya sampel darah tersebut tidak membeku saat dilakukan pengamatan 😀

Selain anti koagulan, ada istilah penting yang gw temui saat praktikum hari ini. SINGLE pitching dan DOUBLE pitching. Sekilas kedua istilah ini tampak sama. Namun dalam aplikasinya jelas berbeda.

Apa perbedaannya??

Single Pitching adalah suatu metoda yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum/alat penusuk kedalam otak. Penusukan dilakukan pada bagian foramen occipitale (persambungan antara medulla spinalis dengan medulla oblongata). Tujuannya sama seperti anastesi atau pembiusan. Setelah hewan diperlakukan dengan cara Single Pitching (misalnya Rana esculenta/Katak Hijau) maka tidak lama setelah itu hewan tersebut akan tampak seperti terbius. Oiya, single pitching hanya dilakukan dengan satu kali tusukan. Berbeda dengan double pitching yang dilakukan dengan dua kali tusukan.

Heuum.
Satu lagi perbedaan antara Single Pitching dan Double Pitching. Yaitu pada efek mati rasa yang ditimbulkannya. Pada Single Pitching, semua organ dalam hewan yang bersangkutan masih berfungsi seperti biasa. Misalnya cor (jantung), hepar (hati), pulmo (paru-paru) dan ren (ginjal) masih tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Namun pada perlakuan Double Pitching, organ dalam hewan yang bersangkutan dapat dipastikan tidak dapat berfungsi lagi. Yah, analoginya sama seperti bius mati 😀

Lalu, kapan kita harus menggunakan metoda Single Pitching dan Double Pitching??

Pada saat kita melakukan praktikum maupun penelitian yang mengharuskan kita untuk mengamati organ dalam kondisi fisiologis (normal), sebaiknya kita menggukan metoda Single Pitching karena dengan metoda ini semua organ dalam masih berfungsi seperti sediakala.

Tapi jika kita ingin membedah lebih jauh (tidak mengharuskan organ dalam berfungsi secara normal) tidak ada salahnya kalau kita menggunakan metoda Double Pitching 😀

Oiya, metoda Single Pitching dan Double Pitching ini bisa dilakukan disaat kita tidak mempunyai alat bius seperti chloroform. Disaat yang mendesak dan  dengan alat seadanya, metoda ini sangat membantu lho 😀 Tapi ingat, jangan salah lokasi disaat menusukkan jarum ! ! Kalau salah dalam menusuk, yang ada malah menganiaya hewannya ! ! Penusukkan yang benar ditandai dengan tidak adanya darah yang keluar dari daerah yang kita tusuk. Kalau pada saat penusukan keluar darah, berarti kita telah salah dalam memilih lokasi 😮 Satu lagi, setahu gw gak semua hewan bisa di pitching. Cuma hewan-hewan kecil seperti katak yang bisa di Single Pitching maupun Double Pitching. Kan gak lucu kalo tiba-tiba gw nusuk-nusukin jarum ke tengkorak babi 😮 Yang ada gw malah ditendang bapaknya =,= #makan jerami

Udahan ah. Gw udah ngantuk setelah beberapa jam bercengkrama dengan para katak di Laboratorium Fisiologi *kencingin katak*
Satu hal lagi yang gw ketahui tentang katak. Ternyata katak itu jorok banget cuy ! ! Dalam botol air mineral aja doi masih sempet-sempetnya BOKER ! ! Gak sopan banget, kan??? Gw aja kalo boker musti gali-gali pasir dulu *lho???*

Bubye~~
Chu~~

Pyometra

Asik. Asik. Asik.
Sekarang udah hari Jumat *jilat-jilat kalender*

Seperti biasa, setiap hari Jumat gw ada mata kuliah Ilmu Peternakan Umum atau biasa disingkat PPKn. Iya. Iya. Singkatannya emang gak nyambung. Suka-suka gw dong mau nulis singkatan apa. Kan ini blog gw 😮 *dilempar feses sapi*

Kali ini gw mencoba untuk terlihat lebih pintar dari biasanya. Sebelum-sebelumnya gw cuma ngepost tentang curhatan gw atau hal-hal yang berbau Korea dan Super Junior. Tapi kali ini, gw akan memposting materi kuliah hari ini, yaitu tentang penyakit PYOMETRA. Moga-moga gw dapet nilai A setelah nulis postingan ini 😀 nyahaha~

Ehem.
Kalian pernah denger istilah Pyometra?? Bukan. Bukan. Itu bukan nama anjing. Atau jangan-jangan diantara kalian ada yang bernama Pyometra?? #dibacok

Well, Pyometra itu berasal dari kata pyo dan metra. Pyo berarti nanah, sedangkan metra berarti uterus. Jadi, dapat diartikan bahwa Pyometra adalah suatu penyakit dimana terjadinya penimbunan nanah pada uterus.

Biasanya, kalau diamati secara kasat mata tidak ada perbedaan antara hewan yang bunting dengan hewan yang terkena Pyometra. Kenapa? Karena hewan yang terkena Pyometra juga mengalami gejala perut membesar seperti halnya hewan yang sedang bunting. Makanya, banyak peternak yang mengira bahwa hewan mereka itu sedang bunting, padahal kalau ditelusuri lebih lanjut, bisa jadi hewan tersebut menderita Pyometra. *Ya Allah~ gw berasa sedikit lebih pintar dari kecebong saat menulis ini*

Ada beberapa perbedaan antara hewan yang sedang bunting dengan hewan yang terkena Pyometra.

Ciri-ciri hewan yang sedang bunting :

1. Hewan yang sedang bunting pembesaran perutnya akan mengarah ke sebelah kanan, karena di sebelah kiri terdapat rumen. Sehingga pertumbuhan foetus akan terkonsentrasi pada perut sebelah kanan.

2. Hewan yang sedang bunting akan terlihat lebih gemuk dan bulunya tampak lebih mengkilat.

3. Tidak ada kotoran yang keluar dari lubang vagina.

4. Jika dilakukan palpasi rektal, maka akan ditemukan foetus pada salah satu kornua, sedangkan kornua yang lain tetap kecil.

5. Dinding uterus akan menipis seiring dengan perkembangan foetus.

 

Ciri-ciri hewan yang terkena Pyometra :

1. Hewan yang terkena Pyometra perutnya akan membesar secara simetris. Hal ini dikarenakan oleh nanah yang mengisi kedua kornu sehingga perut telihat membesar di kedua sisi (kanan dan kiri)

2. Hewan yang terkena Pyometra akan terlihat lebih kurus dengan bulu yang kusam.

3. Pada saat berbaring, akan keluar kotoran berupa nanah dari lubang vagina.

4. Jika dilakukan palpasi rektal, tidak ditemukan foetus pada uterus.

5. Mukosa uterus tersa lebih tebal dari keadaan normal. Dan jika uterus ditekan, maka ia akan melakukan fluktuasi karena ada tekanan balik dari cairan dalam uterus.

 

Tuh liat. Ada penumpukan nanah pada uterus, kan? Beberapa literatur mengatakan bahwa penyebab Pyometra adalah infeksi bakteri yang masuk melalui vagina waktu lapisan endometriumnya mengalami hiperplasia. Hal ini disebabkan oleh kenaikan hormon estrogen dan progesteron tanpa disertai oleh kebuntingan.

Oiya, cuma hewan betina yang bisa terserang penyakit Pyometra karena hewan jantan tidak memiliki rahim.

Lalu, bagaimana cara mengatasi Pyometra? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para Dokter Hewan, salah satunya adalah dengan melakukan operasi pengangkatan rahim atau yang lebih sederhana bisa dilakukan penyedotan nanah yang tertimbun dalam uterus. Dan hasilnya, beberapa bahan bacaan gw maegatakan bahwa 95% kucing bisa diselamatkan dengan melakukan operasi pengangkatan rahim 😀

 

Fiuuuuhh. Setelah menulis ini, kejeniusan gw sedikit meningkat menjadi 0,0000008% dibanding sebelumnya yang cuma 0,0000007% 😀 Hari ini gw ngerasa cakep secakep-cakepnya cakep 😀 Gw berasa jadi ahli hukum yang paling disegani diseluruh dunia *lho??*

Oiya, postingan ini berdasarkan ilmu gw yang alakadarnya. Jadi maklum aja kalo terdapat kekeliruan dimana-mana. Gw belum jadi Dokter Hewan, jadi gw belum begitu mendalami penyakit ini. Tapi setidaknya setelah kuliah Ilmu Peternakan Umum hari ini, gw menjadi lebih mengerti apa itu Pyometra 😀

 

Udahan ya. Gw mau mandi bareng sapi nih 😀
*ditendang babi*
Bubye~ Chu~~