Errr– kayanya otak gue masih ‘terkontaminasi’ virus boyband. Tapi emang susah sih, bebas secara resmi (?) dari pengaruh hallyu wave. Soalnya gue ini kpopers veteran, yang suka Kpop jauh sebelum demam Korea melanda Indonesia (entah apa hubungannya)
Kalo ada yang bilang “Jangan menilai sesuatu dari kemasannya”, gue agak kurang setuju sama kalimat tersebut. Dimana-mana, elemen visual adalah hal yang penting. Ibarat kata, dari mata turun ke hati. Gimana lo bakalan suka sama sesuatu kalo lo gak pernah melihat sesuatu tersebut? Masakan aja perlu garnish biar keliatan menggoda (soal rasa urusan belakangan, kalo udah liat masakan yang tampilannya memukau, siapa yang gak mau nyobain?) *dan gue pun dipukulin sampe jadi cakep*
Well, gue juga gak munafik. Pada awalnya gue suka sama boyband Korea karena tampang mereka yang good-looking. Tapi itu dulu, waktu gue masih jadi kecebong labil yang gak bisa bedain yang mana kumis mana alis. Kalo sekarang, gue lebih melihat pada karya dan perjuangan mereka. Sekarang, gue jadi banyak belajar hal-hal baru dari mereka. Sekarang, gue jadi tau apa itu berjuang, dan apa itu belajar, dan apa itu kumis, dan apa itu alis (gue dicocol pake jeruk nipis)
Tampang good-looking yang dimiliki personil boyband Korea emang merupakan bagian dari packaging mereka. Ibarat kata sebuah perusahaan makanan, pastinya mereka memerlukan kemasan yang “layak jual” bukan? Biar para konsumen tau, “Ooohh jadi ini produk makanan toh, bukannya spray pembasmi serangga”. Nah, hal yang sama juga berlaku di dunia boyband. Talenta yang mereka miliki harus dikemas dengan apik, bukan? Biar para penonton pada tau, “Ooohh jadi mereka ini boyband toh, bukannya paduan suara dari TK sebelah”
Oke, karena pembahasan gue mulai gak fokus (akibat semalam mimpi dikejar-kejar alien bermata setengah), gue langsung aja masuk ke pembahasan utama.
Well, industri hiburan di Korea emang lagi booming di beberapa negara (termasuk Indonesia). Gak cuma industri hiburan mereka yang merajai pasar, produk-produk buatan mereka pun sekarang bisa dijumpai disetiap genggaman orang Indonesia.
Bicara soal kemajuan di Korea, semuanya gak lepas dari sokongan pemerintahnya. Setahu gue, pemerintah Korea punya peranan penting dalam penyebaran hallyu wave (Korean virus) ke beberapa negara. Yah, bisa jadi pemerintah Korea memberikan sokongan dana yang cukup besar demi menyebarnya hallyu wave ke seluruh dunia. Terbukti, kan? Pemerintah Korea selalu memakai “jasa” boyband disetiap peringatan ‘ulang tahun’ hubungan bilateral mereka dengan negara lain. Contohnya pada konser KIMCHI di Jakarta tahun 2011 kemaren. Bagi anak-anak Kpopers kayak gue, konser KIMCHI ya konser Kpop biasa, yang menampilkan calon cemceman masa depan gue. Tapi bagi pemerintah Korea, bisa jadi hal ini merupakan strategi politik. Iya, sambil menyelam minum air kelapa (?). Mempromosikan “aset berharga” mereka sambil mempererat hubungan bilateral antar kedua negara.
Tapi, ibarat kata pepatah yang ditulis Albert Einstein dalam buku diary-nya, gaya akan selalu berbanding lurus dengan usaha. Iya, usaha pemerintah Korea dalam “menginveksi” dunia emang gak sia-sia. Liat aja, ada berapa banyak turis yang berkunjung ke Korea setelah adanya hallyu wave? Ada berapa banyak mahasiswa penasaran yang ingin belajar ke Korea? Ada berapa banyak gadget mania yang memakai produk buatan mereka setelah menonton drama Korea? Jumlahnya fantastis bro! Jumlahnya melibihi jumlah uang receh yang gue punya!
Ah sudahlah. Dari tadi gue ngoceh mulu. Mending langsung masuk ke topik utama aja yaa (jadi dari tadi lagi ngebahas apa TT-TT)
Untuk menjadi anggota boyband di Korea gak semudah membalikkan halaman buku matematika. Butuh proses yang sangat panjang hingga akhirnya mereka bisa sukses dan diakui sebagai hallyu star.
Kebanyakan dari anggota boyband tersebut mengalami tahapan demi tahapan sebelum akhirnya mereka benar-benar debut dan benar-benar muncul di TV. Mulai dari audisi, training, pre-debut, debut, dan akhirnya terkenal. Iya, prosesnya emang panjang dan melelahkan. So, masih berani bilang kalo boyband korea cuma bisa bedakan doang?
Niht gue kasih tahapan-tahapan sebelum menjadi boyband terkenal. Tentunya ini versi yang gue ketahui yaa…
Pencarian bakat
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam pencarian bakat. Bisa berupa audisi, atau bisa berupa pencarian langsung oleh agensi yang bersangkutan. Iya, dua cara ini yang lumrah dilakukan oleh agensi artis di Korea. Kebanyakan diantara agensi tersebut melakukan audisi (layaknya audisi pencarian bakat yang ada di Indonesia) untuk menemukan/menyaring calon-calon artis yang mereka inginkan. Audisi yang mereka lakukan gak cuma di Korea aja, tapi udah merambah ke beberapa negara, seperti China, Thailand, dan Kanada. Bahkan untuk audisi yang dilakukan oleh SMEnt (salah satu agensi artis terbesar di Korea) di tahun 2014 kali ini, mereka memasukkan Indonesia dan beberapa negara tetangga lainnya untuk dikunjungi. So, kemungkinannya, gak cuma orang Korea yang bakal jadi hallyu star, orang Indonesia juga punya peluang untuk berkarir di negara tersebut.
Nah, saat audisi, para peserta diminta untuk menunjukkan bakat yang mereka miliki. Gak cuma nyanyi, pokoknya, apapun yang kalian bisa, tunjukin aja. Soalnya agensi di Korea gak cuma mencari orang-orang yang bisa nyanyi, tapi juga bisa dance, mc, akting, bermain musik, dan yang paling penting, berkepribadian baik. Intinya, orang-orang yang lulus audisi hanyalah orang-orang yang berbakat. Ibarat kata, bakat adalah yang utama, soal wajah itu bisa menyesuaikan 😀 (dan gue pun dijejelin silikon padat)
Untuk bisa lolos audisi emang gak gampang. Soalnya ada ribuan pesaing yang juga memiliki bakat yang sama atau bahkan lebih baik. Malah untuk audisi di luar negeri, kemungkinan untuk bisa lolos semakin kecil (seperti Hangeng yang lolos audisi SMEnt di China, setelah mengalahkan 4000-an peserta lainnya)
Bahkan, ada beberapa idol kpop yang harus mengikuti audisi berkali-kali, baru deh, dinyatakan lulus dan akhirnya menjadi seorang selebriti. So, audisi itu gak gampang!
Nih gue kasih beberapa foto para Kpop Idol saat audisi dahulu…
Coba tebak, diusia berapakah mereka melakukan audisi?
Pada umumnya agensi di Korea menjaring anak-anak muda berbakat dengan usia dibawah 18 tahun. Kenapa musti anak-anak usia belasan? Karena pertimbangan masa training yang cukup lama makanya agensi di Korea lebih memilih untuk merekrut anak-anak usia dini (?). Coba lo bayangin, kalo gue baru ikut audisi di usia 20 tahun dan dinyatakan lolos, gue musti menjalani masa training sekitar 2-5 tahun (bahkan untuk beberapa idol bisa menjalani hingga 7-8 tahun masa training). Lah, kalo gue ditraining selama 5 tahun, gue bakal debut di usia berapa coba? 25 tahun? Yang ada malah orang-orang bakalan muntah-muntah ngeliat muka gue yang udah keriput sana-sini.
Selain pertimbangan masa training yang cukup lama, alasan agensi Korea memilih anak-anak usia belasan adalah, kemampuan untuk memahami materi. Soalnya, semakin tua usia seseorang, maka akan semakin sulit dalam menerima materi pelajaran. Semakin muda usia seseorang, maka tubuhnya akan semakin lentur dan semakin mudah untuk “diolah”
Oiya, ada beberapa idol di Korea ditemukan secara tidak sengaja oleh para pencari bakat. Misalnya Oh Sehun (adik sekaligus calon cemceman gue) yang ditemukan secara tidak sengaja oleh staf SMEnt pada saat ia masih kelas 6 SD. Staf tersebut menawarinya untuk ikut audisi, dan sekarang, si anak SD tersebut telah menjadi….member sebuah boyband bernama EXO.
Well, lolos audisi di sebuah agensi ternama merupakan kebanggaan tersendiri bagi para remaja di Korea. Karena gak semua orang bisa lolos audisi, dan gak semua orang yang memiliki bakat. Tapi perjuangan masih belum selesai, bro. Masih ada tahapan berikutnya yaitu…
Training
Setelah melewati proses audisi dan mengalahkan ribuan pesaing, maka, disinilah mereka berada…
Training, adalah masa-masa penantian paling mendebarkan bagi calon idol yang lolos audisi. Setelah dinyatakan lolos audisi, mereka harus menjalani sebuah training selama bertahun-tahun. Saat ditraining, mereka harus menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat latihan, untuk memperbaiki dan meningkatkan skill masing-masing. Kemampuan dance, menyanyi, bermain musik, mencipta lagu atau bahkan akting, semua mereka pelajari dan kembangkan saat masa training. Oiya, gak cuma hal itu yang mereka dapatkan selama traning. Mereka juga diajarkan bagaimana menjadi seorang idola besar, mereka diajarkan bagaimana caranya bersikap di depan umum, bagaimana caranya berjalan, bagaimana caranya mengontrol ekspresi saat di depan kamera, dan lain-lain. Pokoknya, all about kehidupan selebritis harus mereka kuasai. Sebelum mereka benar-benar terjun ke publik dan benar-benar menjadi selebriti yang sesungguhnya. Makanya, jangan heran, kebanyakan artis di Korea sana sangat pandai menjaga sikap dan tutur katanya saat berada di depan publik. Soalnya mereka telah dilatih selama bertahun-tahun untuk menjadi calon selebriti. So, mungkin di Korea sana gak ada istilah “artis karbitan” 😀
Well, menurut gue training adalah masa-masa paling sulit bagi seorang calon kpop star. Kenapa? Karena mereka harus rela kehilangan waktu berkumpul bersama keluarga, waktu bermain bersama teman-teman, dan harus membagi waktu untuk belajar.
Waktu yang mereka gunakan untuk berlatih jauh lebih banyak ketimbang waktu yang mereka gunakan untuk beristirahat. Coba bayangkan, kalo lo musti sekolah tiap hari, dan sepulang sekolah lo musti pergi ke tempat latihan (beberapa idol ada yang tinggal di asrama, dan ada beberapa yang tetap tinggal bersama orang tuanya jika rumah mereka memang dekat dengan tempat latihan), dan di tempat latihan lo musti menyanyi, dance, bermain musik, dan lain-lain. Kebayang capeknya?
Lah, gimana dengan idol yang berasal dari luar Korea? Tentunya mereka harus siap dengan segala resiko yang ada. Memutuskan untuk bergabung dengan sebuah agensi di Korea berarti harus siap berpisah dengan keluarga. Iya, para idol yang berasal dari luar negeri harus mengikuti training di Korea dan harus berpisah dengan keluarganya selama bertahun-tahun. Kebayang betapa rindunya mereka sama keluarga masing-masing?
Nih, gue kasih gambar Kris ge (cemceman gue) yang katanya mengalami masa-masa sulit saat training di korea…
Nih, ada juga idol (member EXO) yang berasal dari luar Korea
Nah, udah kebayang kan? Jadi idol di Korea itu gak gampang. Selain harus menjalani masa training selama bertahun-tahun, para calon idol juga dihantui perasaan was-was. Kenapa? Karena selama masa training, mereka masih menunggu “Debut atau Gak Debut”
Iya, meskipun udah lolos audisi dan menjalani masa training, si calon idol tersebut masih belum mendapat kepastian apakah mereka bisa debut atau enggak, apakah mereka akan menjadi seorang artis atau enggak. Jadi, masa training bukanlah jaminan bagi seorang idol untuk debut.
Pada beberapa kasus, ada idol yang hanya menjalani masa training selama 1 tahun (atau bahkan hanya beberapa bulan saja) dan langsung debut menjadi artis. Ada juga idol yang udah ditraining bertahun-tahun, tapi gak pernah debut secara resmi. Iya, kalo menurut gue sih, masa-masa training ibaratkan siswa kelas 3 SMA. Lo musti belajar mati-matian menjelang kelulusan, tapi gak ada jaminan kalo lo bisa lulus UN, kan? Meskipun lo udah bimbel sana sini, tapi masih ada kemungkinan kalo lo gak lulus SMA, kan? Nah, kira-kira masa training itu begitu tuh. Meskipun lo udah ditraining cukup lama, tapi masih ada kemungkinan kalo lo gak bakal jadi artis besar. Semuanya tergantung dari peningkatan skill yang lo lakukan selama training. Dan satu lagi, semuanya bergantung pada kebijakan dari agensi yang bersangkutan (apakah pihak agensi mau memakai “jasa” si idol atau enggak).
Nah, masa-masa penantian seperti ini yang membuat para idol semakin was-was. Coba bayangkan, kalo lo udah ditraining selama beberapa tahun tapi ujung-ujungnya lo malah gak jadi debut sebagai artis. Hal ini yang terkadang membuat para calon idol menjadi hopeless, dan malah berputus asa. Saat mereka udah ditraining selama bertahun-tahun dan belum juga debut, pasti akan ada pemikiran “Gue kapan debutnya?” atau, “Gue jadi sebut gak, sih?”
Tapi, waktu emang gak pernah bohong. Lamanya masa training emang berbanding lurus dengan skill yang mereka miliki. Jadi jangan heran kalo member boyband di Korea bisa melakukan banyak hal diluar menyanyi dan dance. Ada banyak idol yang pada akhirnya terjun menjadi MC, aktor, komposer, atau bidang entertain lainnya. Semua itu berkat masa training yang mereka jalani. Jadi, disaat mereka terjun ke dunia artis, mereka telah memiliki bekal yang cukup layak untuk disajikan kepada penonton.
So, masih mau men-judge kalo boyband Korea cuma bermodalkan tampang?
Pre-Debut
Nah, setelah menunggu cukup lama selama masa training, disinilah mereka mulai menemukan titik cerah. Para trainee yang dianggap “layak” secara skill, akan dikelompokkan dan mulai memikirkan konsep seperti apa yang akan mereka pakai saat debut nanti.
Mungkin, saat-saat predebut seperti ini adalah saat-saat paling membahagiakan. Karena setelah menunggu begitu lama, akhirnya mereka akan memulai debut sebagai seorang artis.
Disaat pre-debut, para calon idol mulai melakukan perubahan dan latihan besar-besaran. Soalnya, mereka udah mulai memfokuskan diri pada konsep yang akan mereka pakai pada saat debut nanti. Saat masa pre-debut, mereka mulai latihan koreografi, latihan vokal, dan mulai membangun karakter masing-masing. Semuanya dilakukan agar pada saat debut nanti, apa yang mereka lakukan bisa sesuai dengan konsep yang telah ditentukan.
Selama masa pre-debut mereka akan melakukan latihan koreografi secara intensif…
Latihan vokal…
Misalnya nih, beberapa orang trainee yang dianggap “layak” mulai dikelompokkan kedalam sebuah grup. Para trainee tersebut mulai digembleng sesuai konsep yang akan mereka pakai. Mulai dari fashion, style rambut, mimik wajah, karakter vokal, bahkan cara berbicara. Contohnya, idol dari JYPEnt, yaitu 2PM dan 2AM. Dua idol ini emang berasal dari agensi yang sama, dan bahkan nama grup mereka pun hampir sama. Tapi yang membedakan keduanya adalah konsep yang mereka pakai saat debut dahulu. 2PM lebih menekankan imej sebagai “pria maskulin” sedangkan 2AM lebih menonjolkan kemampuan vokal mereka yang diatas rata-rata.
Tampilan mereka pun menyesuaikan konsep yang mereka usung. 2PM selalu berpakaian layaknya pria maskulin, begitu juga saat tampil di atas panggung, mereka akan memperlihatkan ekspresi wajah yang sedikit sangar (karena imej yang ingin mereka tonjolkan). Sedangkan 2AM lebih menonjolkan kemampuan vokal mereka dengan menyanyikan lagu-lagu ballad (dengan koreografi seadanya, berbeda dengan 2PM yang menonjolkan koreografi maskulin)
Nah, udah kebayang masa pre-debut itu kayak gimana? Intinya sih, saat pre-debut adalah saat dimana lo mulai menemukan secercah harapan untuk menjadi seorang artis. Saat dimana lo harus berlatih lebih keras lagi. Saat dimana lo harus mulai menyesuaikan diri dengan konsep, koreografi, dan lagu yang baru (yang sesuai dengan imej yang ingin ditonjolkan). Saat dimana lo harus mulai membiasakan diri dengan kehidupan yang keras sebagai seorang idol. Dan saat dimana lo harus menyanggupkan diri dengan masa promo yang gak cuma sebentar.
Debut
Setelah melakukan latihan dan pembangunan karakter saat masa-masa pre-debut, para idol pun pada akhirnya melakukan debut secara resmi.
Biasanya pihak agensi telah menjadwalkan kapan mereka akan debut secara resmi. Biasanya lagi, para rookie (idol yang baru debut) akan melakukan penampilan perdananya pada acara-acara musik mingguan seperti Mnet, Music Bank, dan Music Core. Biasanya lagi, sebelum debut, mereka akan merilis sebuah teaser terlebih dahulu (bisa berupa foto maupun video). Tujuannya sih buat ngasih bocoran pada para fans. Tujuan lainnya mungkin untuk melihat seberapa besar antusias penonton terhadap konsep yang mereka usung.
Nih, gue kasih beberapa teaser EXO sebelum melakukan debut secara resmi pada tahun 2012 yang lalu
Biasanya, agensi sang idol akan me-reveal beberapa hal sebelum “anak asuhnya” melakukan debut secara resmi. Contohnya, sebelum debut secara resmi, pihak agensi dari EXO (SMEnt) telah merilis beberapa teaser (sekitar 4 bulan sebelum mereka debut). Profil dari para member juga dibeberkan ke publik. Selain itu, saat merilis teaser, mereka tetap mempertahankan konsep yang mereka usung sejak awal. Ibarat kata, pakaian yang mereka kenakan dalam teaser adalah gambaran konsep dari album yang akan mereka rilis. Dan satu lagi, gak ada istilah “out of concept” bagi para idol di Korea. Karena mereka konsisten dengan apa yang telah mereka rancang sebelumnya.
Nah, masa debut dalah masa paling sibuk bagi para idol. Karena mereka harus melakukan promo ke beberapa stasiun TV (dengan tampil di acara musik mingguan), promo ke radio-radio, talk-show, wawancara, melakukan fans-signing di beberapa tempat, atau bahkan tour ke daerah-daerah. Intinya, jika sudah melakukan debut, para idol harus siap untuk tidur kurang dari 8 jam!
Kira-kira beginilah aktifitas mereka setelah debut…
Kalau dulu mereka musti antri untuk ikut audisi, seperti ini…
Sekarang, lihatlah antrian ini…
Jika dulu mereka bukanlah siapa-siapa, maka sekarang, inilah mereka…
Intinya sih, gue cuma pengen nyampein satu hal. Bahwa untuk menjadi seorang idol (idola) di Korea itu gak gampang. Harus melalui tahapan yang sangat panjang dan kerja keras yang gak tanggung-tanggung. Karena persaingan di Korea itu sangat keras. Ada banyak idol/artis disana yang bunuh diri gara-gara stress karena tuntutan pekerjaan. Bahkan, ada agensi di Korea yang menerapkan sistem “kontrak budak”. Iya, agensi tersebut memberlakukan kontrak eksklusif pada si artis selama 13-15 tahun. Artinya, si artis hanya boleh berkarir dibawah naungan agensi tersebut, selama 15 tahun penuh! Hal ini disebabkan karena pihak agensi yang seakan ingin “balik modal”. Iya, pada masa training hingga debut, semua keperluan calon idol dibiayai oleh pihak agensi. Mulai dari tempat tinggal, biaya makan, bahkan biaya untuk kostum pun semuanya berasal dari pihak agensi. Coba bayangkan, kalo lo ditraining selama 7 tahun, ada berapa banyak biaya yang lo butuhkan? Makanya, si agensi yang bersangkutan memberlakukan “kontrak budak” agar biaya yang mereka keluarkan untuk si artis selama masa training bisa balik lagi (intinya sih mereka gak mau rugi).
Well, sekali lagi, untuk jadi idol di Korea (terutama anggota boyband) itu gak hanya bermodalkan tampang. Semuanya bergantung pada skill yang mereka miliki. Untuk sampai pada puncak kejayaan, mereka harus melewati fase-fase tersulit sebagai seorang trainee. Jadi jangan lagi berpikir bahwa, “Ah, member boyband cuma bisa bedakan doang” atau, “Mereka cuma bisa lipsync sambil nari-nari gajelas”
Saran gue nih, coba deh nonton film “I AM”. Film itu menceritakan perjuangan para kpop idol dari titik NOL sebelum akhirnya mereka bisa menjadi bintang besar seperti sekarang. Dalam film tersebut juga diceritakan bagaimana masa-masa sulit mereka saat menjadi trainee. Pokoknya all about perjuangan untuk menjadi seorang idola ada dalam film tersebut.
Oke, sebagai penutup, gue mau kasih beberapa alasan kenapa gue bisa suka sama boyband Korea. Pertama, karena perjuangan mereka untuk menjadi seorang idola itu gak gampang. Mereka harus melalui tahapan-tahapan berat terlebih dahulu. Kedua, karena semangat juang mereka yang tinggi. Mereka bisa berlatih 8-12 jam per hari demi meningkatkan skill yang mereka miliki. Bahkan, mereka hanya tidur selama 4-5 jam per hari menjelang perilisan album. Ketiga, karena mereka sangat menghormati para senior. Iya, di Korea sana ada semacam istilah hoobae-sunbae (junior-senior). Meskipun usia lo lebih tua tapi lo debutnya belakangan, lo tetep harus sopan sama mereka yang udah debut duluan. Misalnya, Seo In Guk yang setahun lebih tua dari Kyuhyun Super Junior. Meskipun Seo In Guk lebih tua, tapi dalam kehidupan sehari-hari ia tetap memanggil Kyuhyun dengan sebutan Sunbae, karena Kyuhyun lebih dulu terjun ke dunia hiburan. Dan terakhir, alasan keempat, karena mereka gak pernah lupa daratan. Meskipun udah jadi bintang besar, mereka tetap down to earth…
Well, disini gue gak ngebelain siapa-siapa. Gue cuma pengen ngerubah paradigma orang-orang yang beranggapan bahwa boyband Korea cuma bermodalkan tampang. Intinya, gue cuma pengen bilang, Boyband Korea punya skill yang layak jual. Kalo soal tampang, itu emang udah nilai plus bagi mereka 😀
Salam damai dari seorang fangirl abadi ^^