[Fanfiction] Pretended Love (Part 4)

Waaahh, gak nyangka, FF setahun yang lalu, dengan main cast Tim Hwang, yang sebenernya gue juga udah lupa sama jalan ceritanya, ternyata ada yang baca dan minta lanjutannya 😀

Well, makasih ya, udah mau baca. Ternyata imajinasi gue gak terbuang percuma 🙂 Kali ini gue mau posting lanjutan ceritanya, yang sebenernya udah gue tulis sejak setahun yang lalu, cuma belum di posting di blog ini muehehe

Oke, langsung aja dibaca….

530038_507629589253610_1802835037_n

Title                 : Pretended Love

Main Cast        :  –      Shin Jae In

–      Hwang Young Min

Support Cast   :  –      Lee Eun Koo

–      Park Soo Jung

Genre              : Romance Comedy

Length            : Continue

Rating             : PG-15

Author             : Kim Eun Mi a.k.a Muthisuju

Soundtrack (?) :  Tim Hwang – Nae Maeum Sayong Seormyunsuh (Explanation For Using My Heart)

 

Author mau ngebacot bentar yak xD

 

Akhirnya~ part 4 ini berhasil diposting ^0^ sebenernya author mau ngepost tadi siang, tapi laptop author lagi mogok beroperasi (?) TT-TT #author malah curhat

 

Bagi yang penasaran sama lanjutan ceritanya, silakan dibaca baik-baik ya ^^ *lho??* Inget, Tim Hwang teteplah Tim Hwang (?) sementara Shin Jae In hanya tokoh khayalan author semata…Kalian boleh menganggap diri kalian sebagai Shin Jae In 😀 whahahahaha

 

======================================================================

 

BERSULANG!!!

 

TRIIING!!!

 

Dentingan gelas yang saling beradu kini mulai mendominasi. Seperti biasa, jika telah melakukan sesuatu yang ‘melelahkan’ manajemen Young Min dan para staf akan berkumpul untuk makan, dan tentunya juga minum bersama. Sebuah ritual wajib yang harus mereka jalankan. Mungkin mereka beranggapan bahwa makan dan minum bersama setelah melakukan sesuatu yang ‘besar’ ataupun disaat mendapatkan kebahagiaan adalah ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan. Dan sepertinya tak hanya Young Min beserta manajemennya saja yang melakukan ritual ini, selebritis papan atas Korea lainnya juga melakukan hal yang sama. Sebut saja BoyBand fenomenal Super Junior. Mereka akan mengadakan makan malam bersama saat memenangkan beberapa award, seperti GDA. Ya, tampaknya hal ini adalah tradisi yang tak mungkin dihilangkan begitu saja.

 

Pada ‘perayaan’ kali ini hampir semua staf dan orang-orang dari manajemen Young Min yang ikut serta. Termasuk Lee Eun Koo. Seorang pria awal tiga puluhan yang bertindak sebagai manajer pribadi Young Min, sekaligus merangkap sebagai ‘kakak’ bagi artis tenar itu. Selain Eun Koo dan para staf, disana juga hadir Young Min sendiri –sebagai bintang utama- dan Jae In, yang entah apa alasannya juga diajak dalam ‘perayaan’ tersebut.

 

Merasa canggung dengan keadaan sekitar, Jae In lebih memilih untuk menyendiri di bagian sudut. Ia membawa sebuah botol air mineral, karena memang seumur hidupnya Jae In belum pernah meneguk alkohol. Hal ini untuk jaga-jaga saja. Siapa tahu ditengah-tengah acara nanti seseorang akan menyuruhnya meminum segelas soju. Dengan sebotol air mineral ini setidaknya Jae In bisa berkilah kalau ia telah mempersiapkan minumannya sendiri. Ya, meskipun terdengar sedikit aneh, namun Jae In berharap orang-orang itu akan percaya terhadap alibinya.

 

TRIIING

 

Gelas-gelas itu kembali beradu. Kali ini agak berbeda, karena hampir semua staf termasuk Eun Koo mulai meracau tak karuan dengan wajah yang memerah. Entah apa yang mereka ucapkan satu sama lain. Mungkin saja mereka sedang mengeluhkan kualitas soju yang akhir-akhir ini mulai menurun. Atau, mungkin mereka saling memaki satu sama lain? Tapi tampaknya hubungan diantara mereka baik-baik saja. Malah ada beberapa orang staf yang saling berangkulan dan tergelak bersama. Membuat Jae In bergidik ngeri melihat mereka berangkulan seperti itu.

 

Jae In mengedarkan pandangannya ke sekitar. Mencoba untuk mengawasi situasi. Siapa tahu ada fans Young Min yang meletakkan sebuah bom disekitarnya karena tidak terima kalau Young Min kini telah menjadi kekasihnya. Meskipun hanya pura-pura.

 

Jae In baru menyadari kalau saat ini mereka tengah berada di sebuah warung tenda pinggir jalan yang luasnya tak lebih dari 8×6 meter. Suatu peristiwa yang janggal. Setidaknya itulah yang Jae In pikirkan saat ini. Seorang selebritis papan atas Korea mengadakan pesta perayaan bersama manajemennya di sebuah warung pinggir jalan? Bagaimana bisa? Setidaknya, dalam bayangan Jae In, mereka akan mengadakan pesta berkelas di sebuah hotel berbintang. Atau paling tidak mereka akan menyewa sebuah restoran mewah dan memesan menu-menu termahal yang ada di restoran itu. Tapi sekarang? Lihatlah warung tenda ini. Berdasarkan ukurannya, warung ini hanya sanggup untuk memuat sekitar tiga puluhan orang. Ditambah lagi dengan meja bundar dan bangku-bangku itu. Sangat tidak ‘sepadan’ dengan kehidupan glamour yang sehari-hari Young Min lakoni. Apa yang anak itu pikirkan? Ia selalu mengeluh akan popularitasnya yang sewaktu-waktu bisa jatuh jika ia tak bisa menjaga sikap. Tapi nyatanya? Apa ia pikir para wartawan tak bisa mengikutinya hingga tempat ini? Bagaimana jadinya jika wartawan memergoki mereka yang tengah menenggak sebotol soju dan mengunyah daging panggang di warung tenda pinggir jalan seperti ini? Bisa-bisa wajahnya akan menghiasi halaman terdepan disetiap Koran yang ada di negeri ini! Aish! Hwang Young Min! Apa sih yang ada dalam benak pria itu?

 

“Young Min-a! Chukkaeyo. Kini kau telah memiliki seorang kekasih” Eun Koo, yang kini telah kehilangan kesadaran mulai meracau dengan mulut yang mengeluarkan aroma alkohol. Diraihnya leher Young Min, yang membuat pria itu refleks menjauhkan wajahnya, karena tak tahan dengan bau alkohol. Young Min berusaha untuk tampak biasa dengan perlakuan manajernya. Meskipun hatinya menjerit untuk segera meninggalkan tempat itu.

 

“Young Min-a!” Kali ini Eun Koo memperdekat jaraknya dengan Young Min. Semakin dekat. Bertambah dekat. Dan…

 

BRAAAKK

 

Young Min menghempaskan tubuh Eun Koo ke meja bundar yang dipenuhi oleh botol-botol soju. Ia sudah tak tahan lagi dengan bau alkohol yang menguar dari mulut Eun Koo. Belum lagi dengan racauan Eun Koo yang tak jelas itu. Apa? Memangnya ia dan Eun Koo adalah sepasang kekasih? Racauan Eun Koo barusan seperti racauan seorang wanita yang ditinggal pergi oleh kekasihnya! Tentu saja Young Min tidak terima akan hal itu. Walau bagaimanapun, Young Min masih tergolong pria yang sangat normal!

 

Merasa ‘daerah’ itu sudah tak aman lagi, Young Min pun beranjak pergi meninggalkan Eun Koo yang tengah terkapar dan tak sadarkan diri. Ia berjalan dan mencari-cari bangku lain yang masih kosong hingga matanya menangkap sosok seorang gadis yang tengah menyendiri di sudut tenda. Siapa lagi kalau bukan Shin Jae In. Kini gadis itu tengah mengerucutkan bibirnya dan memutar-mutar botol air mineral yang ia bawa. Jae In merasa sedikit kecewa karena tak ada satupun staf yang menyadari keberadaannya. Sementara Young Min yang merasa menemukan ‘mainan’ menarik, mulai mendekati Jae In dan duduk berhadapan dengan gadis itu.

 

“Yaa~ kau kenapa? Kau tidak senang berganti status menjadi kekasih seorang selebriti?” Young Min tersenyum simpul mendengar ucapannya sendiri. Dalam bayangannya, setiap gadis di Korea ini pasti bahagia sekali jika menjadi kekasihnya. Tapi kenapa Shin Jae In tidak merasa begitu? Apa gadis ini mempunyai kelainan? Apa ia tidak menyukai laki-laki?

 

“Apa? Senang katamu?”

 

“Tentu saja. Banyak gadis di negeri ini yang ingin menjadi kekasihku. Dan kau beruntung bisa menempati posisi itu. Seharusnya kau bersyukur Shin Jae In ssi” Young Min merasa bangga karena telah memberikan posisi itu pada Jae In. Tidak ada gadis yang akan menolak posisi itu, bukan?

 

“Kau pikir menjadi kekasihmu itu seperti lowongan pekerjaan yang bisa diisi oleh siapa saja? Begitu? Cih, kupikir kau akan lebih selektif dalam hal percintaan. Tapi ternyata kau sama saja dengan laki-laki lain”

 

Ups! Jae In baru menyadari perkataannya barusan yang bisa saja menyulut amarah Young Min. Ia segera membekap mulutnya dan tertunduk malu karena telah menyamakan Young Min dengan laki-laki kebanyakan. Sementara subjek yang barusan ia maki hanya menatapnya dengan tajam. Mungkin saja perkataan Jae In begitu menusuk hingga ke tulang dan membuat Young Min benar-benar marah!

 

“Kau!!” Jae In terkaget mendengar bentakan Young Min. Ia segera mengangkat wajahnya dan menatap Young Min dengan wajah yang memelas. Seperti adegan dalam drama yang selalu ia tonton, seorang pria akan luluh jika melihat wajah memelas dari seorang gadis. Entah pria itu kasihan atau malah merasa jijik karena ditatap seperti itu.

 

“Berapa umurmu?!”

 

“Ne?” Jae In masih belum sadar dari lamunannya. Ia yang tadinya membayangkan akan dibentak habis-habisan oleh Young Min, kini semakin bingung dengan pertanyaan dari pria itu. Apa? Young Min menanyakan berapa umurnya? Untuk apa? Sejenak pikiran Jae In melayang ke beberapa tahun yang lalu. Saat ia masih duduk di bangku SMA. Saat itu ia mendapat materi bahwa seorang gadis yang telah menginjak usia 18 tahun sudah diperbolehkan untuk menikah. Astaga!! Jangan-jangan Young Min akan mengajaknya menikah untuk meredam gosip ini selamanya?? Jae In menampar-nampar pipinya pelan, berharap ia segera tersadar dan kembali pada pikiran normalnya.

 

“YAA! Aku bertanya berapa umurmu?!”

 

“A-a-aku 22 tahun!! W-waeyo?” Jae In menjawab dengan refleks. Siapa sangka kalau Young Min akan membentaknya seperti itu.

 

“APA?? DUA PULUH DUA TAHUN?? Bagaimana bisa kau menggunakan banmal terhadap orang yang 3 tahun lebih tua darimu?!” Kali ini Jae In benar-benar tak mengerti dengan arah pembicaraan Young Min. Apa maksudnya? Banmal?? Dan, siapa orang yang 3 tahun lebih tua itu?

 

“Cih, setidaknya kau menggunakan bahasa yang formal terhadapku. Aku ini 25 tahun dan kau masih 22 tahun. Apa kau ketiduran saat pelajaran tata krama? Seharusnya kau bersikap sopan terhadapku!”

 

DHEG!

 

Jae In serasa diserbu oleh ribuan pedang yang menghujam tepat di hatinya. Ia tak menyangka kalau Young Min akan mengungkit-ungkit soal usia dan sama sekali tak memarahinya karena ia telah membanding-bandingkan Young Min dengan pria lain. Logikanya, seorang pria akan marah jika disbanding-bandingkan seperti itu, kan?

 

“Bu-bukan begitu. Aku hanya ingin terlihat lebih akrab saja. Hehehe” Jae In memaksakan sebuah senyuman yang tampak konyol. Dihadapannya, Young Min tengah duduk dengan tangan yang terlipat di dada. Seperti seorang mafia yang tengah menginterogasi sasarannya.

 

“Panggil aku oppa” Ujar Young Min santai sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Perasaan hangat menyusup ke dadanya, mengalahkan dinginnya udara di sekitar warung tenda itu. Diliriknya Jae In sekilas. Kini gadis itu tengah terperangah dengan ekspresi wajah yang lebih mirip ‘badut’. Mungkin Jae In menganggap bahwa Young Min telah terserang penyakit langka yang belum bisa di deteksi. Bagaimana mungkin ia memanggil Young Min dengan sebutan ‘oppa’?

 

“W-waeyo?” Jae In berusaha meyakinkan perasaannya. Semoga saja Young Min hanya bercanda dengan ucapannya barusan.

 

“Apa susahnya memanggilku oppa?”

 

“Aku tidak mau!” Jae In menjawab secepat ia memikirkannya. Membayangkannya saja ia sudah mual, apalagi benar-benar memanggil Young Min dengan sebutan oppa. Lebih baik ia membantu para petani bercocok tanam daripada harus melakukan hal yang menjijikkan seperti itu.

 

“Kenapa?”

 

“Pokoknya aku tidak mau!”

 

“Kau kan lebih muda dariku! Jadi wajar kalau aku menyuruhmu memanggilku dengan sebutan oppa!”

 

“Pokoknya tidak mau! Tidak mau! Tidak mau! Tidak mau!”

 

“Aish! Anak ini benar-benar!!…” Young Min menghentakkan kakinya dan segera berdiri dari posisinya semula. Ia menatap Jae In sejenak sebelum berlalu meninggalkan warung tenda itu. Jae In hanya bisa menatap punggung pria itu yang kini tengah mengacak-acak rambutnya. Jae In merasa sedikit bersalah karena sudah bersikap tak sopan terhadap Young Min yang jelas-jelas lebih tua darinya. Tapi, ada alasan apa kalau Young Min tiba-tiba menyuruhnya memanggil oppa? Memangnya mereka sudah sedekat itu hingga harus memiliki sebuah panggilan ‘khusus’?? Jae In masih bertanya-tanya tentang apa yang ada dalam benak Young Min, sampai suara dentingan gelas-gelas yang beradu kembali terdengar. Astaga!! Ternyata para staf itu masih melanjutkan aktifitasnya. Kini, belasan botol soju telah berserakan di atas meja, berbagi tempat dengan tumpukan daging yang siap untuk di panggang. Sepertinya Jae In harus menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu. Sekarang ia harus memikirkan bagaimana caranya menyadarkan orang-orang itu!

 

=====================================================================

 

To Be Continue….

 

Well, part 4 nya cuma sampai disini. Masih ada lanjutannya kok, jadi kalo ada yang mau baca atau penasaran sama lanjutannya, jangan sungkan buat ngingetin gue. Soalnya gue tipikal orang yang sedikit pelupa dan banyak mood-nya *apa ini*

Pokoknya, ingetin gue yaa, biar gue bisa nulis lanjutannya sesegera mungkin 😀

 

[Fanfiction] Pretended Love (Part 3)

Title                       : Pretended Love

Main Cast              :  –      Shin Jae In

–      Hwang Young Min

Support Cast         :  –      Lee Eun Koo

–      Park Soo Jung

Genre                   : Romance Comedy

Length                  : Continue

Rating                   : PG-15

Author                  : Kim Eun Mi a.k.a Muthisuju *inget nama ini baek-baek yaa ^^*

Soundtrack (?)      :  Tim Hwang – Nae Maeum Sayong Seormyunsuh (Explanation For Using My Heart)

Bagi yang gak suka sama main cast nya mian yaa~ soalnya author lagi hobi ngedengerin lagunya Tim Hwang :O *bow*Dalam FF ini, Tim Hwang adalah Tim Hwang (?) sementara Shin Jae In hanyalah tokoh khayalan author. Kalian boleh menganggap diri kalian sendiri sebagai Shin Jae In XD whahaha #author digeplak

=================================================================================

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh para wartawan yang haus akan berita ‘murahan’. Hari dimana seorang selebritis papan atas Korea, Hwang Young Min akan memberikan kejelasan mengenai gosip yang menerpanya beberapa hari terakhir. Bagaimana tidak, para wartawan itu bagaikan mendapat guyuran air hujan ditengah kemarau yang melanda saat Young Min beserta manajemennya mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan konferensi pers di penghujung pekan. Sepertinya setelah konferensi pers ini berakhir, wajah Young Min dan Jae In akan kembali menghiasi  halaman terdepan dari berbagai tabloid dan majalah mingguan.

Meskipun hari ini adalah hari yang ‘spesial’ namun Jae In sedikit merasa kesal karena pagi-pagi sekali ia sudah diteror oleh beberapa SMS yang masuk ke ponselnya. Pengirimnya siapa lagi kalau bukan Hwang Young Min, yang tak bosan-bosannya memberi tahu Jae In bahwa hari ini mereka akan mengadakan konferensi pers. Ah, entah sudah berapa puluh SMS yang ia kirimkan pagi ini!

Jae In mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai. Hanya ada ia dan seorang penata rias dalam ruangan ini. Entah kenapa ia menurut saja saat Young Min menyuruhnya untuk datang ke hotel –tempat mereka mengadakan konferensi pers- terlebih dahulu. Young Min beralasan kalau ia masih mempunyai jadwal syuting, jadi ia menyuruh Jae In untuk berangkat terlebih dahulu. Entah Young Min akan menyusulnya atau tidak, Jae In tak mau ambil pusing. Yang jelas saat ini ia merasa sangat bosan. Sudah dua jam ia berada di ruangan ini. Bersama si penata rias yang sedari tadi sibuk menggulung rambutnya yang entah mau ia apakan. Lama-lama Jae In bisa frustasi. Ia tak bisa membayangkan para selebritis wanita yang rela menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk menggulung rambut?!

Tanpa terasa, saking lamanya menunggu sambil ‘menggulung’ rambut, akhirnya pertahanan Jae In pun runtuh. Gadis itu tertidur dengan wajah ditekuk, membuat hidung beserta bibirnya menyentuh gaun yang ia kenakan. Sedangkan si penata rias? Orang itu masih saja sibuk menggulung dan menggulung rambut Jae In.

“Oh~ annyeonghaseyo Young Min ssi” Penata rias itu sedikit terkejut saat mendapati Young Min yang entah bagaimana telah berdiri dibelakangnya. Pria itu tampak sedikit kelelahan. Butiran-butiran keringat tampak menghiasi permukaan kulit wajahnya.

“Ne, annyeonghaseyo” Young Min tersenyum. Sekilas ia melirik ke arah Jae In yang kini tengah tertidur pulas. Merasa ada yang aneh dengan tatapan Young Min, penata rias itu pun mulai angkat bicara.

“Jae In ssi ketiduran saat aku menata rambutnya. Mungkin ia kelelahan karena sudah terlalu lama menunggu di ruangan ini”

“Oh gwaenchana. Biarkan dia tidur sebentar lagi. Aku pergi terlebih dahulu. Nanti aka nada seorang staf yang akan memanggilnya ke ruangan konferensi” Lagi-lagi Young Min menyunggingkan senyum andalannya. Sebenarnya ia tak tahan melihat posisi tidur Shin Jae In. Terlalu konyol dan sedikit memalukan untuk seorang gadis seumurannya. Apalagi dalam beberapa jam kemudian, seisi dunia akan menganggapnya sebagai kekasih dari seorang selebriti terkenal. Young Min tak bisa membayangkan, betapa memalukannya jika posisi tidur Shin Jae In barusan terekspos ke publik!

Young Min pun beranjak meninggalkan ruangan tersebut. Sekilas ia kembali melirik Jae In yang masih belum terbangun dari tidur nyenyaknya. Sejenak ada perasaan hangat yang menyusup ke dadanya saat melihat wajah polos Jae In yang tengah tertidur. ‘Aish! Young Min-a! Kau kenapa?’ Young Min menampar-nampar pipinya pelan, dan berlalu begitu saja meninggalkan Jae In serta penata rias yang masih terus menggulung dan menggulung rambut…

==============================================================================

“Jae In ssi. Kau harus segera bersiap. Lima menit lagi acaranya akan dimulai” Suara seorang staf mengagetkan Jae In yang baru terbangun dari tidurnya.

Apa? Lima menit lagi??

Jae In masih belum percaya atas apa yang ia dengar barusan. Lima menit lagi. Nasibnya akan ditentukan dalam waktu lima menit lagi. Lima menit lagi seluruh Korea atau bahkan dunia akan menganggap bahwa ia dan Hwang Young Min adalah sepasang kekasih! Lima menit lagi!

“Jae In ssi. Ppalli~” Staf yang satu ini tampaknya sudah tidak sabar lagi. Sepertinya ia ingin segera membawa Jae In ke ruang konferensi.

“Ah, ne!” Jae In menghela napas panjang sebelum beranjak untuk meninggalkan ruangan tersebut. Ia menyibakkan sebagian rambutnya yang telah tertata dengan sangat anggun. Dalam hati, Jae In diam-diam berterimakasih kepada si penata rias yang telah menggulung-gulung rambutnya sejak dua jam yang lalu.

Jae In melangkah ke luar ruangan mengikuti seorang staf yang tadi memanggilnya. Tampaknya ruang konferensi itu lumayan jauh. Ia harus melewati beberapa lorong panjang sebelum akhirnya melihat sebuah pintu berukuran besar, dengan ornamen-ornamen tradisional Korea. Sejenak Jae In memuji keindahan ornamen tersebut sampai telinganya menangkap sebuah suara dari balik pintu berukuran besar itu. Sayup-sayup Jae In bisa mendengar suara seorang pria yang sudah tidak asing lagi. Sepertinya acara konferensi pers ini sudah dimulai.

“Gadis yang bersamaku waktu itu bernama Shin Jae In. Dia adalah kekasihku”

DHEG!!

Seketika jantung Jae In serasa berhenti beroperasi. Pembuluh-pembuluh yang ada disekujur tubuhnya tak lagi mengalirkan darah yang kaya akan oksigen, sehingga Jae In sedikit kesulitan dalam mengambil napas. Jae In berdiri membeku, bahkan disaat pintu besar itu terbuka dan semua perhatian yang tadinya tertuju pada Young Min, kini beralih padanya. Cahaya blitz kamera pun mulai mengincar setiap jengkal tubuhnya. Para wartawan yang telah hadir mencercanya dengan berbagai pertanyaan. Mulai dari ‘benarkah anda adalah gadis yang bersama Hwang Young Min?’ ‘kapan kalian mulai menjadi sepasang kekasih?’ ‘bagaimana cara kalian menyimpan hubungan ini hingga tak tercium oleh media?’ ‘sudah siapkah anda dengan respon para fans dari Hwang Young Min?’

Saat diberondong beberapa pertanyaan sekaligus seperti itu, Jae In hanya bisa terdiam membisu. Sementara di podium sana Young Min tengah berdiri dengan ekspresi yang tak kalah kagetnya. Ia tak menyangka kalau Jae In akan datang tepat disaat ia mengucapkan kalimat itu. Tadinya ia berpikir kalau Jae In akan datang pada detik-detik terakhir konferensi pers, atau malah Jae In tidak datang sama sekali. Tapi sekarang?

Jae In yang masih tidak percaya dengan kalimat yang diucapkan Young Min barusan, perlahan berjalan mendekati podium. Tentunya atas arahan dari para staf yang tadi membawanya ke ruang konferensi. Ia melangkahkan kakinya dengan sedikit bergetar, sambil terus berdoa dalam hati agar ia tak tersandung oleh gaunnya sendiri.

Melihat Jae In yang perlahan mulai mendekatinya, Young Min merasakan ada sesuatu yang janggal pada dirinya. Rasa hangat kembali menjalar di sekujur tubuhnya. Perasaan macam apa ini?! Young Min berusaha mengontrol dirinya sendiri, hingga tanpa tersadar ia menggumam pelan..

“Yeppo”

Tanpa tersadar Young Min menggumam pelan setelah terpaku pada Jae In yang menurutnya sangat berbeda dengan Jae In yang ia temui kemaren lusa. Gadis yang kini tengah berjalan ke arahnya tersebut benar-benar cantik. Make up yang ia gunakan sangat cocok dengan gaun yang ia kenakan, sederhana namun elegan. Young Min pun baru menyadari, ternyata Jae In masuk dalam kategori gadis yang cantik. Ia pun tersipu malu mengingat khayalannya sendiri. Hingga ia tersadar bahwa kini lampu blitz kamera mulai mengarah kepadanya dan Jae In.

Ya, meskipun itu hanya gumaman pelan, namun tampaknya Young Min tak menyadari ada beberapa buah microphone yang berjejer rapi di hadapannya. Jangankan gumaman kecil, mungkin suara detak jantung Young Min pun bisa terdengar oleh semua hadirin di ruangan itu, melihat begitu banyaknya microphone yang ada.

Mendengar gumaman dari Young Min, secara refleks kamera para wartawan mulai mengarah kepadanya, dan secara bergantian juga mengabadikan raut wajah Jae In yang kini tengah memerah. Entah apa yang terpikirkan oleh Young Min, tapi sepertinya masyarakat akan percaya kalau mereka adalah sepasang kekasih sungguhan!

“Young Min ssi! Sepertinya kau begitu terpesona dengan kecantikan kekasihmu sendiri!” Celetuk salah seorang wartawan yang disambut dengan koor wartawan yang lainnya. Mendadak ruangan kembali gaduh dan suara blitz kamera mulai mendominasi.

“Young Min ssi! Jae In ssi! Kalian benar-benar pasangan yang serasi!” Kali ini para wartawan itu tergelak bersama dan bertepuk tangan kecil. Seolah Young Min dan Jae In adalah pasangan atlet yang baru saja memenangkan medali emas. Sementara subjek yang dimaksud hanya bisa tersipu malu, dengan wajah yang semakin memerah. Entah merah karena malu atau merah karena menahan marah..Entahlah, hanya Young Min dan Jae In yang tahu….

==========================================================================

To Be Continue…

Lanjut ke part 4 \(^0^)/

Jangan lupa RCL ya ^^

DO NOT PLAGIARISM

[Fanfiction] Pretended Love (Part 2)

Title                       : Pretended Love

Main Cast              :  –      Shin Jae In

–      Hwang Young Min

Support Cast         :  –      Lee Eun Koo

–      Park Soo Jung

Genre                   : Romance Comedy

Length                  : Continue

Rating                   : PG-15

Author                  : Kim Eun Mi a.k.a Muthisuju *tetep pengen eksis*

Soundtrack (?)      :  Tim Hwang – Nae Maeum Sayong Seormyunsuh (Explanation For Using My Heart)

 

Annyeong readers ^0^ Penasaran sama cerita di episode (?) sebelumnya??? Silakan baca part 2 ini yaa xD Oiya, kalo ada yang bertanya-tanya ‘Siapa itu Hwang Young Min yang menjadi main cast dalam FF ini?’ gue cuma bisa ngasih clue (?) #author digeplak

 

Hwang Young Min a.k.a Tim Hwang itu penyanyi asal Korea yang main dalam sinetron (?) yang lagi tayang di Indosiar itu lhooo~ yang judulnya Saranghae, I Love U xD Udah tau kan yang mana Tim Hwang?? Cekidot aja lanjutan FF berikut ini…..

 

****************************************************************************

 

‘BRAAAKK’

 

Sebuah majalah mingguan terhempas persis dihadapan Young Min. Dilihatnya sekilas majalah itu. Hanya majalah mingguan biasa dengan cover yang tak kalah biasanya. Tapi yang membuat majalah ini berbeda adalah hot news yang terpampang dengan sangat jelas dan besar.

 

                YOUNG MIN, DIAM-DIAM TELAH MEMILIKI SEORANG KEKASIH!!!!

 

                Young Min tak habis pikir, bagaimana bisa wartawan-wartawan itu mengarang berita semacam ini? Apa? Seorang kekasih?? Ini gila! Benar-benar gila!

 

“Apa pembelaanmu?” Kali ini Lee Eun Koo, sang manajer mulai angkat bicara soal permasalahan ini. Young Min menatap manajernya tersebut dengan tatapan ‘memangnya apa yang harus kubela?’

 

“Kau ini!! Setibanya dari Beijing bukannya langsung pulang tapi kau malah keluyuran dengan seorang gadis. Di lingkungan Universitas! Kau pikir kampus itu tempatnya orang berpacaran haa??”

 

Apa? Seorang gadis? Universitas? Kampus? Young Min benar-benar tak mengerti akan apa yang dikatakan manajernya barusan. Ia mencoba mencerna  kata demi kata hingga matanya tertuju pada cover majalah yang kini tergeletak dihadapannya. Seketika matanya terbelalak saat melihat sebuah foto yang menjadi cover majalah tersebut. Sepertinya ia kenal dengan sosok ini, tapi siapa?

 

“Siapa lagi kalau bukan kau!” Ujar Eun Koo dengan nada tinggi. Young Min pun menfokuskan perhatiannya pada foto tersebut. Ya, manajernya memang benar. Pria yang ada dalam foto tersebut adalah dirinya, dan seorang gadis….Shin Jae In!

 

“Gila! Ini benar-benar gila! Bagaimana mungkin wartawan mengikutiku hingga tempat itu?” Young Min mulai frustasi, sementara Eun Koo hanya bisa melipat tangannya di dada.

 

“Kau baru sadar kalau wartawan bisa bertindak se-ekstrim  itu?”

 

“Tapi tidak padaku!” Young Min menjawab dengan sangat ketus.

 

“Baiklah. Sepertinya gossip ini sudah menyebar, dan tugas kita hanyalah meredam gossip ini agar tak bertambah melebar” Eun Koo melirik Young Min, dan duduk berhadapan dengan pria itu. Sementara diseberang sana, Young Min masih menatap majalah itu dengan penuh amarah. Ia tak habis pikir, bagaimana mungkin wajahnya dan gadis itu bisa terekspos ke media secepat ini??

 

“Kau harus mengumumkan pada media bahwa gadis itu adalah pacarmu. Hanya ini opsi yang kita punya. Kau jangan membantah”

 

“Apa? Pacar? Bagaimana bisa? Aku tak mengenal gadis itu!”

 

“Aish! Kau ini! Apa kau mau merusak citramu sendiri? Saat wartawan bertanya ‘siapa wanita yang sedang bersamamu waktu itu?’ lantas kau akan menjawab apa? Kau akan bilang kalau gadis itu adalah adikmu? Atau ibumu?? Kau pikir para wartawan akan percaya begitu saja jika melihat pose kalian waktu itu?”

 

Ah pose!! Young Min teringat akan hal itu. Memangnya para wartawan mengambil foto saat ia dan gadis itu sedang melakukan apa?

 

“Kau masih belum mengerti ya?” Kali ini Eun Koo benar-benar jengkel. Ia melemparkan sebuah majalah lainnya ke hadapan Young Min, dan membuat pria itu membelalakkan matanya saat melihat sebuah foto pada covernya. Dalam foto itu terlihat dengan sangat jelas wajah Young Min dan gadis itu, sementara pose mereka….Ya, pose mereka pasti akan mengundang spekulasi negatif dari para pembaca. Bagaimana tidak, Young Min pada saat itu tengah membekap Jae In dari belakang dengan tangannya yang menutupi mulut gadis itu. Tentunya para pembaca akan menganggap mereka berdua memiliki hubungan yang spesial, melihat kedekatan mereka dalam foto tersebut.

 

“Sial!!!” Young Min melempar majalah tersebut ke sembarang arah. Ia benar-benar frustasi karena berita murahan itu.

 

“Kau tidak akan sesial ini kalau mau mengikuti saranku. Besok lusa kita adakan konferensi pers, dan mengumumkan bahwa gadis itu adalah kekasihmu”

 

“Apa? Lusa? Kau pikir aku bisa menemukan gadis itu secepat kau mengatakannya?”

 

“Terserah kau saja. Lebih cepat kita mengadakan konferensi pers, maka akan lebih baik untuk kelangsungan karirmu. Itupun kalau kau masih ingin bertahan di industri hiburan ini” Ujar Eun Koo dengan santainya dan melangkah pergi meninggalkan ruangan. Ia yakin kalau Young Min pasti akan mengikuti saran yang ia berikan. Anak itu tidak mungkin melepas popularitasnya hanya karena gosip murahan seperti ini.

 

*********************************************************************************************

 

“Aish!! Semalam aku mimpi apa sampai sesial ini!” Young Min menendang kaleng minuman yang tergeletak dihadapannya sambil terus berjalan tanpa tujuan. Rasanya hari ini adalah hari tersial sepanjang hidupnya. Bagaimana bisa ia menemukan gadis itu dengan mudah? Dan, bagaimana mungkin ia mengumumkan pada media bahwa ia dan gadis itu tengah berpacaran? Ini gila!

 

Young Min kembali menendang kaleng tersebut, sampai matanya bertatapan dengan seorang gadis. Dan, sepertinya ia mengenal gadis itu. Tapi siapa? Perlahan ia mendekati gadis tersebut, namun gadis itu tak bergeming dari posisinya. Gadis itu tengah membaca sebuah majalah, sehingga ia tak menyadari kalau Young Min tengah berjalan mendekatinya.

 

“KAU!!” Young Min berteriak tertahan, berharap orang-orang disekitar mereka tak mendengar teriakannya.

 

“Oh! Kau!!” Gadis itupun sepertinya mengenal Young Min. Tapi tampaknya gadis itu tak kalah kagetnya. Ia menutup mulutnya dengan sebelah tangan sementara sebelah tangannya lagi tengah memegang sebuah majalah yang memuat hot news tentang Young Min.

 

Young Min memperdekat jarak diantara mereka. Ia merasa bahwa kesialannya sedikit berkurang saat bertemu gadis ini. ‘kebetulan yang menguntungkan’ ujar Young Min dalam hati. Bagaimana tidak, saat ia tengah frustasi memikirkan ucapan Eun Koo, tiba-tiba ia bertemu dengan gadis yang akan menjadi ‘kekasihnya’ saat konferensi pers nanti.

 

“Kenapa? Kau menghindari para fans atau kau sedang bersembunyi dari kejaran para wartawan?” Jae In berusaha bersikap senormal mungkin meskipun hatinya sedikit bergetar saat mengucapkan hal tersebut. Sebenarnya Jae In agak ketakutan membayangkan dirinya juga ikut dikejar-kejar wartawan setelah wajahnya terekspos di berbagai media massa.

 

“Tidak. Aku hanya berjalan-jalan saja”

 

‘Cih, kau tidak berbakat berbohong Young Min-a!’ Rutuk Young Min dalam hati. Ia tidak terima atas perkataan Jae In barusan yang begitu menusuk hatinya. Gadis ini harus diberi pelajaran!

 

“Kau…Apa Kau sudah baca majalah hari ini?” Jae In berucap dengan setengah terbata. Sepertinya pertanyaannya barusan adalah pertanyaan paling konyol yang pernah ada.

 

“Tentu saja sudah. Aku ini tipe orang yang paling update! Tidak seperti kau yang tak bisa mengenali selebritis terkenal sepertiku!”

 

DHEG!!

 

Perkataan Young Min barusan benar-benar membuat Jae In tak berkutik. Ada sedikit penyesalan dalam benaknya. ‘sia-sia saja aku bertanya pada orang ini’ Rutuk Jae In dalam hati.

 

“Aku haus. Ayo kita cari tempat untuk minum. Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu” Young Min berujar dengan santainya. Lagi-lagi ia menarik lengan Jae In tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu pada gadis itu.

 

“Yaa! Apa yang kau lakukan?” Jae In berusaha melepaskan tangan Young Min dari lengannya, tapi nihil. Ia tak kuasa melawan Young Min yang berpostur tegap seperti itu. Jae In mengalah dan mengikuti kemana Young Min akan membawanya. Hingga di suatu tempat, tepatnya di sebuah café kuno, Young Min melangkahkan kakinya memasuki tempat itu, dan mau tak mau Jae In pun harus mengekor di belakangnya.

 

“Duduklah” Young Min ‘memerintahkan’ gadis itu untuk duduk dihadapannya.

 

“Memangnya apa yang ingin kau bicarakan denganku?” Sahut Jae In tak kalah ketusnya seraya duduk menghadap pria paling menyebalkan yang pernah ia temui.

 

“Kau ini tergesa-gesa sekali. Apa kau tak ingin memesan minuman terlebih dahulu?” Young Min lagi-lagi menyunggingkan senyum andalannya, berharap gadis di hadapannya ini akan luluh dan melunak begitu ia mengutarakan maksudnya.

“Tidak. Tidak perlu. Langsung saja pada topiknya”

 

“……….”

 

“Kau mempermainkanku ya? Kalau tidak ada yang ingin kau bicarakan, aku pergi” Jae In mengambil ancang-ancang untuk meninggalkan tempat itu. Namun, sebelum ia benar-benar pergi, Young Min telah terlebih dahulu membuka mulutnya.

 

“Jadilah pacarku!”

 

“Mwo??” Jae In kaget setengah mati mendengar ucapan Young Min barusan. Ia menghentikan langkahnya dan kembali duduk menghadap pria itu.

 

“Jadilah pacarku” Young Min mengulangi perkataannya, takut kalau gadis dihadapannya ini mempunya masalah pendengaran.

 

“Kau gila ya?” Jae In tak habis pikir. Apa pria ini sedang mengutarakan isi hati padanya?? Tapi walau bagaimanapun, Jae In mengharapkan pernyataan yang lebih romantis dibandingkan pernyataan blak-blakan seperti ini.

 

“Kau sudah baca majalah itu?” Akhirnya Young Min mulai menyadari situasi. ‘sepertinya gadis ini salah paham terhadapku’ gumam Young Min. Ia melirik gadis dihadapannya yang kini tengah mengangguk pelan dengan muka yang memerah. Mungkin gadis ini malu melihat fotonya yang terekspos dengan ‘liar’

 

“Lalu apa tanggapanmu?”

 

“………”

 

“Hhhhhh” Young Min menghela napas panjang sebelum melanjutkan pembicaraan. “Para wartawan telah salah paham dengan kejadian kemarin. Mereka menganggap bahwa kau dan aku mempunyai hubungan yang spesial”

 

“…………..”

 

“Kau masih belum mengerti ya?” Young Min menatap gadis itu dengan tatapan membunuh. Jae In hanya menggeleng pelan.

 

“Itu berarti baik kau maupun aku akan menjadi bulan-bulanan para wartawan. Setiap hari kau akan dikejar-kejar pertanyaan seputar hubungan kita. Dan cara satu-satunya yang bisa ditempuh agar gosip murahan ini segera menghilang adalah…..” Young Min menghela napas panjang. “Kau harus menjadi pacarku”

 

Jae In terbelalak mendengar pernyataan Young Min barusan. Apa? Pacar? Bagaimana bisa?

 

“Tidak. Tidak. Ini tidak seperti yang kau bayangkan” Young Min berusaha untuk ‘meluruskan’ jalan pikiran Jae In. “Kau hanya berpura-pura menjadi pacarku. Cuma ini satu-satunya jalan yang kita punya. Besok lusa manajemenku akan mengadakan konferensi pers, dan disaat itulah aku akan mengumumkan bahwa gadis yang tengah bersamaku waktu itu adalah kekasihku”

 

“………….”

 

“Hanya ini yang bisa kita lakukan. Para wartawan itu akan diam jika aku telah memberikan komentar”

 

“Tapi kenapa harus aku?” Kali ini amarah Jae In mulai memuncak. Ia tidak terima dijadikan sebagai ‘alat penyelamat’ popularitas seorang selebriti seperti Young Min.

 

“Karena hanya kau yang bersamaku pada saat itu! Coba lihat cover majalah itu! Itu kau, bukan?” Young Min memijat kepalanya yang terasa berdenyut hingga menusuk ke tulang.

 

Jae In kembali menatap majalah yang sedari tadi ia bawa. Benar, gadis yang ada pada cover majalah itu adalah dirinya. Ya Tuhan~ ia bisa mati seketika saat membayangkan wajahnya mulai terekspos ke seluruh penjuru negeri.

 

“Ah! Dan satu lagi! Kau ingat kerumunan fans ku yang waktu itu, kan?” Young Min tersenyum, seakan menemukan titik kunci dari permasalahan ini. Sepertinya ia menemukan kelemahan Jae In, dan ia bisa memastikan kalau gadis dihadapannya ini akan mengikuti sarannya.

 

“Mereka itu hanya sebagian kecil dari para fans ku yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini. Kau tahu betapa mereka menyukaiku? Mereka akan melindungiku sejauh mereka mampu!” Young Min terkekeh pelan, sementara Jae In bergidik ngeri.

 

“Jika mereka mengetahui kalau aku digosipkan dengan seorang gadis yang tak mempunyai hubungan apa-apa denganku, tentunya mereka akan memproteksiku habis-habisan! Kau mengerti maksudku, kan?”

 

“…..” Jae In semakin ngeri membayangkan ‘kekuatan’ para fans yang dimiliki Young Min. Bisa-bisa ia akan menjadi bulan-bulanan para fans jika mereka mengetahui bahwa gadis yang diberitakan itu adalah dirinya. Jae In pernah mambaca sebuah artikel jika para fans akan mati-matian melindungi idolanya termasuk dari ‘godaan’ para wanita yang ‘menggoda’ atau sengaja ‘menggoda’ idola mereka. Tapi, apa Jae In termasuk dalam kategori wanita yang ‘menggoda’?

 

“Tapi hal itu tidak akan terjadi jika kau berstatus sebagai pacarku” Jae In melirik Young Min dengan tatapan membunuh, membuat pria itu meralat ucapannya. “Ups, sorry. Maksudku pura-pura menjadi pacarku” Young Min terkekeh mendengar ucapannya sendiri. “Setidaknya kau akan aman dari kejaran para fans jika kau telah berstatus sebagai pacarku. Para fans ku tak akan mengganggu dan mencampuri kehidupan pribadi idolanya sendiri”

 

Sejenak Jae In terdiam. Ia mencoba mencerna keadaan saat ini. Young Min ada benarnya. Setidaknya para fans tidak menganggapnya sebagai wanita ganjen yang ‘menggoda’ Young Min. Para fans pasti akan memaklumi jika Young Min sendiri yang mengumumkan bahwa mereka tengah berpacaran. Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh seorang fans jika idolanya sendiri telah memutuskan untuk berpacaran dengan gadis lain? Jae In terkikik sendiri membayangkan reaksi para fans Young Min jika mengetahui bahwa idolanya tak lagi single.

 

“Jadi..apa keputusanmu?” Young Min mencoba untuk menerawang jalan pikiran gadis itu.

 

“Itu..I-itu..sepertinya..aku setuju dengan usulanmu barusan” Jae In menjawab dengan terbata. Jelas sekali kalau sekarang gadis itu tengah berusaha untuk tidak terlihat grogi.

 

“Hahaha. Seperti dugaanku. Kau pasti akan menyetujuinya Shin Jae In ssi” Young Min bertepuk tangan pelan, sebagai ungkapan ‘kemenangannya’ atas Jae In.

 

Jae In menautkan alisnya. “Kau tahu namaku?”

 

“Tentu saja” Young Min mengangkat bahunya seraya menunjuk sebuah buku tebal yang sedari tadi dibawa oleh Jae In. Pada buku itu tertulis nama Shi. Jae. In. dengan sangat jelas karena ukuran hurufnya yang cukup besar. Kalau bukan nama gadis itu, siapa lagi?

 

“Baiklah. Berarti sekarang kita telah resmi menjadi sepasang kekasih.”

 

“……”

 

“Tidak. Tidak. Maksudku pura-pura menjadi sepasang kekasih”

 

“……” Jae In tertunduk lesu di bangkunya. Ia tak menyangka kalau ia akan berpura-pura menjadi kekasih dari seorang selebriti terkenal di Korea, seperti Young Min.

 

“Mana ponselmu?” Young Min memanjangkan lehernya mencari-cari ponsel gadis tersebut.

 

“Ini. Kau mau aaa—“ Belum sempat Jae In menyelesaikan kalimatnya, Young Min telah terlebih dahulu menyambar ponsel itu dan menekan-nekankan jarinya di layar. Sedetik kemudian, Young Min merogoh kantongnya dan mengeluarkan ponselnya yang bertipe sama dengan milik Jae In. ‘ini hanya kebetulan belaka’ gumam Young Min dalam hati.

 

“Oke. Kita sudah bertukar nomor ponsel” Ujar Young Min santai seraya mengembalikan ponsel milik Jae In. Gadis itu menyambar ponsel miliknya dengan ekspresi tak terima. Bisa-bisanya pria itu ‘mencuri’ nomor ponselnya begitu saja!

 

“Apa-apaan kau! Kenapa kau mencuri nomor ponselku?”

 

“Yaaa! Kau lupa ya? Sekarang kita ini adalah sepasang kekasih. Meskipun hanya berpura-pura, tapi tidakkah kau merasa aneh jika sepasang kekasih tidak mempunya nomor ponsel pasangannya sendiri? Itu terdengar sangat konyol, kan?”

 

“……” Kali ini Jae In merasa telah kalah dalam pertarungan panjang ini. Tampaknya hari-harinya kedepan akan lebih sulit dibanding hari ini.

 

“Baiklah. Tampaknya kau sudah mulai mengerti. Persiapkan dirimu sebaik mungkin. Lusa adalah waktunya untuk konferensi pers. Aku akan menghubungimu nanti” Ucap Young Min sebelum meninggalkan café tersebut. Sementara Jae In masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia memilin-milin bagian bawah bajunya hingga tatapannya bertemu dengan sang pemilik café kuno itu.

 

Merasa segan dengan pemilik café yang terus-terusan menatapnya dengan tatapan tak suka –mungkin karena ia dan Young Min belum memesan apapun-  akhirnya Jae In memutuskan untuk memesan secangkir black coffee sebelum akhirnya beranjak meninggalkan café tersebut. Entah kemana tujuannya. Yang jelas, hari ini ia hanya ingin berjalan-jalan mengikuti kata hatinya. Sekaligus mempersiapkan mental untuk konferensi pers esok lusa.

 

************************************************************************************

 

To Be Continue…

Lanjut ke part 3 ^0^

Jangan lupa RCL yaaa xD

 

DO NOT PLAGIARISM

[Fanfiction] Pretended Love (part 1)

Title                       : Pretended Love

Main Cast              :  –      Shin Jae In

–      Hwang Young Min

Support Cast         :  –      Lee Eun Koo

–      Park Soo Jung

Genre                   : Romance Comedy

Lenght                  : Continue

Rating                   : PG-15

Author                  : Kim Eun Mi

Soundtrack (?)      :  Tim Hwang – Nae Maeum Sayong Seormyunsuh (Explanation For Using My Heart)

Sepatah, dua patah, tiga patah, empat patah, dan beberapa patah  kata dari author…

Berhubung dalam FF kali ini author gak kebagian peran (?) maka author akan memberikan kata

Sambutan yang agak panjang 😀 *author pengen eksis* #ditumis readers

Oiya, FF kali ini terinspirasi oleh seorang Tim Hwang *kebetulan gue lagi seneng-senengnya dengerin lagu-lagu dari Tim Hwang* Tapi bukan berarti gue berpindah hati ke Tim Hwang, lho!! My All Is In Kyu!! Hati gue cuma buat Cho Kyu Hyun. Dan ini hanyalah sebuah Fanfict yang kebetulan main cast nya adalah Tim Hwang *makanya gue gak mau jadi main cast, soalnya pasangan gue bukan kyuhyun xD*

Ah, yasudahlah. Silakan dibaca aja FF gue kali ini. Semoga bermanfaat dan membuat hati kalian menjadi berbunga-bunga (?) Tapi mohon maaf ya, kalo bahasa yang gue gunakan agak gaje dan sulit dimengerti =,,=

*author kebanyakan bacot*

#digebuk

NOTE : FF ini hanyalah fiksi belaka. Gak ada hubungannya sama dunia nyata 😀 Bagi yang udah baca jangan lupa RCL ya~ ^^*ngarep*

========================================================================

Sudah seminggu sejak awal semester berlalu, namun mahasiswa baru masih saja berlalu-lalang sambil membawa properti  yang menurut sebagian orang tampak menggelikan, atau bahakan menjijikkan. Sebenarnya pemandangan seperti ini tergolong biasa disetiap awal tahun ajaran. Tapi tidak bagi Shin Jae In. Menurutnya properti-properti yang mereka gunakan terlalu intimidatif dan kekanak-kanakan. Coba saja lihat pemuda yang sedang menenteng-nenteng kantong berwarna hitam itu. Pakaiannya begitu tak terurus, atau memang sengaja tak diurus? Belum lagi dengan gaya rambutnya yang terbagi dengan sangat sempurna, dengan perbandingan 4:1. Cih! Gaya macam apa itu?!

Bosan dengan pemandangan disekelilingnya, Jae In mengedarkan pandangannya ke semua penjuru, hingga matanya bertumbukan dengan sebuah papan pengumuman besar yang berukuran sekitar 4×6 meter. Ditelusurinya setiap jengkal dari papan pengumuman tersebut, berharap ia akan menemukan sesuatu yang menarik. Dan, benar saja. Sebuah tulisan berwarna pelangi  membuatnya benar-benar tertarik. Jae In membaca pengumuman tersebut dengan sangat teliti, takut salah-salah dalam mengeja kata.

“Ah, ternyata cuma informasi tentang lomba fotografi” Jae In menggumam pelan. Tangannya masih sibuk menelusuri satu per satu pengumuman yang tertera, namun informasi menarik yang ia harapkan tak kunjung ia dapatkan.

“Membosankan sekali! Setiap hari informasi yang papan ini berikan tidak ada yang menarik. Apa saja kerjaan anak-anak dari divisi itu? Mengisi mading saja tidak becus. Coba saja kalau mereka memuat berita tentang…”

Makian Jae In terhenti saat seseorang menarik lengannya secara tiba-tiba. Refleks, Jae In mengikuti kemana orang itu akan membawanya. Sementara dibelakang sana terdengar  suara dari puluhan, atau bahkan ratusan gadis yang berteriak histeris. Sepertinya mereka meneriakkan nama seseorang, tapi siapa?

Jae In pun tersadar dari pikirannya saat seseorang tengah mendekapnya disebuah lorong dekat papan pengumuman tadi. Saat itu ia agak kesulitan mengatur napasnya. Selain karena terkejut dengan apa yang barusan ia alami, jarak antara ia dan orang tersebut membuatnya tak bisa bernapas secara normal.

“Kau….”

“Sssshhh” Orang tersebut segera membekap mulut Jae In, yang membuatnya semakin kesulitan bernapas. Disaat yang bersamaan, gadis-gadis yang tadinya berteriak dengan histeris, kini mulai berlari melewati papan pengumuman tersebut. Jae In menatap punggung gadis-gadis tersebut sambil bergidik ngeri. Ia membayangkan jika dirinya berada ditengah-tengah gadis tersebut dan terjungkal saat mereka berlari bersamaan. Ah, betapa mengerikannya!       Jae In kembali memfokuskan pikirannya. Sayup-sayup Ia bisa mendengar  teriakan dari gadis-gadis itu.

“Young Min oppa~”

“Oppa~ kau ada dimana?? Jangan bersembunyi!!”

“Saranghae Young Min!”

Apa? Siapa? Young Min siapa?? Kenapa mereka bisa se-‘brutal’ itu? Jae In berusaha mencerna setiap kalimat yang barusan Ia dengar. Gadis-gadis itu berulang kali meneriakkan nama Young Min, yang entah siapa. Tanpa sadar, tangan yang sedari tadi membekap mulutnya, kini pergi entah kemana. Jae In segera membalikkan badannya. Matanya bertumbukan dengan seorang pria tinggi dan tegap yang kini tengah berjalan menjauhinya.

“YAAA!!!” Jae In tak bisa mengontrol emosinya. Bagaimana bisa pria itu pergi begitu saja setelah apa yang dilakukannya barusan?!

Langkah pria itu pun terhenti. Ia membalikkan badannya, hingga mata keduanya pun kembali bertumbukan. Sejenak ada perasaan yang aneh diantara keduanya. Tapi, perasaan apa ini?

“Apa?!” Pria itu pun menjawab tak kalah emosinya. Ia melangkah ke arah Jae In yang masih tetap pada posisinya semula. Diliriknya gadis itu yang tampak mulai menciut. ‘Cih! Digertak sekali saja langsung K.O’ Pria itu menggumam pelan.

“Kau maniak ya? Bisa-bisanya kau menarik lenganku dan membekapku seperti tadi” Jae In berusaha menjaga ‘kualitas’ suaranya agar tak terlihat seperti orang yang ketakutan.

“Memangnya apa yang barusan aku lakukan?” Pria itu menjawab dengan santainya, seperti kejadian barusan hanyalah intermezo disaat Ia kelelahan dalam bekerja.

“……”

“Aaahhh~ jadi kau marah karena aku telah menarikmu secara tiba-tiba?” Pria itu menyunggingkan sebuah senyuman. Senyuman yang tampak mengejek. Tapi entah kenapa senyuman itu membuat dada Jae In berdesir. Ah! Jae In-a! Kau kenapa?

“Aku tidak hanya marah padamu!” Jae In berteriak dengan sangat keras agar seluruh Universitas bisa mendengarnya.

Pria itu kembali membekap mulut Jae In, karena ia merasa bahwa teriakan gadis itu dapat mengundang perhatian orang-orang disekitar mereka, terutama para fans nya yang baru saja pergi entah kemana.

“Sssshhhh! Kau ini habis menelan ratusan gerbong kereta api ya? Bagaimana bisa seorang gadis berteriak seperti itu!”

Saat merasa kondisi sudah mulai aman, secara perlahan pria itu melepaskan bekapannya dari mulut Jae In. Ada raut kelegaan yang terpancar dari wajah gadis itu. Setidaknya kini ia bisa bernapas dengan ‘sangat’ normal.

“Kau…tidak mengenaliku?” Pria itu memulai pembicaraan terlebih dahulu. Ia berharap kalau Jae In dapat mengenalinya, karena ia berpikir, tidak ada satupun gadis di republik ini yang tak mengenalinya, Hwang Young Min. Kecuali kalau gadis itu tidak memiliki sebuah televisi di rumahnya.

“Memangnya kau siapa?”

“Mana mungkin kau tak mengenaliku!”

“Tidak. Aku tidak mengenalimu. Kau dari fakultas mana?” Jawab Jae In santai, dan setengah menjengkelkan.

“Aku….”

“Ah! Apa kau mahasiswa baru?”

“Aku….”

“Atau..kau ini mahasiswa dari Universitas sebelah?” Jae In kembali mengeluarkan semua yang ia pikirkan tentang pria itu. Tapi tampaknya pria itu mulai frustasi dengan Jae In yang tak kunjung mengenalinya.

“Aku ini HWANG YOUNG MIN!!! Selebritis papan atas Korea yang saat ini tengah naik daun! Cih, bagaimana bisa kau tak mengenali selebriti setenar aku?!” Young Min menumpahkan kekesalannya pada gadis itu. Baru kali ini ia temukan seorang gadis yang sama sekali tak mengenalinya. Atau jangan-jangan gadis ini tak memiliki televisi?

“Hwang Young Min?”

“Kau mengenaliku?” Young Min kembali menyunggingkan senyum andalannya saat gadis itu menyebut namanya. ‘Sepertinya gadis ini mulai mengenaliku’ Gumam Young Min, pelan.

“Hwang Young Min. Young Min. Young…Min” Jae In Mencoba untuk mencerna nama itu. Young. Min. Sepertinya ia pernah mendengar nama itu. Tapi dimana?? Ah! Benar! Gadis-gadis yang berlari-lari tadi meneriakkan nama Young Min! Kalau pria ini benar-benar selebriti, berarti gadis-gadis yang tadi itu….

“Ya, kau benar. Gadis-gadis yang tadi itu adalah penggemarku” Young Min berkata seolah ia bisa membaca pikiran Jae In. Sementara gadis dihadapannya ini hanya bisa mengangguk-angguk pelan, menyadari kebodohannya yang tak bisa mengenali seorang selebritis tenar seperti Young Min.

“Lalu…”

“Mereka mendapatiku saat keluar dari bandara” Lagi-lagi Young Min menjawab seolah ia bisa membaca pikiran orang lain. “Aku baru saja pulang dari Beijing, saat keluar dari bandara, ratusan fans telah menunggu disekitar van yang akan membawaku pulang. Sepertinya mereka benar-benar terpesona akan ketampananku. Hahaha” Young Min tergelak mendengar penjelasannya sendiri. Memuji diri sendiri tak ada salahnya, kan?

“Cih, orang ini sombong sekali” Jae In menggumam pelan. Sangat pelan, hingga orang yang dimaksud tak mendengar makiannya barusan. Ya, setidaknya Young Min tak mendengar makian tersebut karena ia kembali melanjutkan ceritanya.

“Waktu itu aku benar-benar kebingungan saat melihat kerumunan para fans. Pengawalan yang kami punya pun tak sebanyak biasanya, karena kepergianku ke Beijing bukanlah untuk urusan pekerjaan, jadi pengamanannya hanya alakadarnya saja” Young Min melirik Jae In sekilas, kemudian melanjutkan kisahnya.

“Saat itu aku melihat sebuah bus Universitas yang terparkir tak jauh dari tempatku berdiri, langsung saja aku menaiki bus tersebut. Kupikir, aku bisa menghidar dari kejaran para fans jika aku bersembunyi di dalam bus. Tapi ternyata bus itu malah menuju tempat ini. Dan entah kenapa para fans bisa mengejarku hingga kesini. Wah, aku benar-benar salut dengan ‘kekuatan’ para fans!”  Young Min menyunggingkan senyum andalannya dan kembali melirik Jae In yang kini tengah menunjukkan ekspresi tak percaya.

“Terserah kau mau percaya atau tidak. Yang jelas tugasku telah selesai. Aku telah memberikan penjelasan padamu, jadi sudah saatnya aku pergi. Annyeeeoong” Young Min melangkah pergi menjauhi Jae In sambil melambaikan tangannya. Sementara gadis itu masih teridam dan terpaku di posisinya. Ia hanya bisa menatap punggung Young Min yang beranjak pergi, sambil terus bergumam tanpa henti.

“Yaaa!! Kau harus meminta maaf padaku!!” Jae In masih tidak terima akan perlakuan Young Min padanya. Namun sialnya, pria itu hanya tersenyum sekilas dan kembali melambaikan tangannya.

“YAAAAAAAAAA!!!!” Mungkin kali ini teriakan Jae In dapat terdengar ke seluruh penjuru kampus.

=======================================================================

To Be Continue……..

Lanjut ke part 2 ya \(^0^)/

Jangan lupa RCL xD

DO NOT PLAGIARISM